Psikolog Palembang Ungkap Penyebab Anak Muda Bikin Kerusuhan

- Psikolog Palembang mengungkapkan faktor penyebab anak muda kerap bikin kerusuhan di publik, seperti gangguan emosi dan dorongan untuk diakui.
- Sekelompok anak muda di Palembang merusak fasilitas umum, karena butuh validasi dan keterampilan yang mereka anggap hebat ternyata menunjukkan sikap negatif.
- Orang tua perlu mendampingi anak remaja, sementara kepala dinas pendidikan menekankan pentingnya pembekalan agama di sekolah untuk mencegah perilaku menyimpang.
Palembang, IDN Times - Psikolog Anak dari Rumah Sakit RK Charitas Palembang, Devi Delia mengungkapkan, ada banyak faktor penyebab anak usia muda dan di bawah umur kerap melakukan kerusuhan di publik. Diketahui, sebelumnya sekelompok anak muda di Palembang sempat membuat onar dan kerusuhan. Sekelompok remaja itu dengan sengaja merusak fasilitas umum (fasum) pada Minggu (31/8/2025) dini hari lalu.
"Ini namanya kenakalan remaja. Dalam psikologi, ini gangguan emosi," katanya, Minggu (7/9/2025).
1. Sekelompok remaja Palembang melakukan tindak kerusuhan

Dalam peristiwa perusakan yang terjadi pada Minggu (31/8/2025) dini hari lalu itu, beberapa anak muda ditahan dan ditetapkan tersangka oleh aparat kepolisian, karena mengganggu kenyamanan masyarakat hingga merusak fasilitas publik.
Berdasarkan laporan Polda Sumsel, tercatat ada 9 anak muda usia produktif yang telah ditahan. Sementara puluhan lain dilepaskan karena masih berusia di bawah 17 tahun.
2. Anak remaja dalam kondisi emosional tak stabil

Merespons kejadian itu, Psikolog Palembang Devi menyebut, kenakalan remaja biasanya terjadi karena anak muda butuh validasi dan keyakinan bahwa mereka memiliki kemampuan. Namun sayang, keterampilan yang mereka anggap hebat itu, ternyata menunjukkan sikap negatif dan merugikan.
"Tingkah laku membahayakan orang lain, dalam ilmu psikolog, termasuk gangguan emosi. Apalagi karakteristik remaja, secara perkembangan labil dan didukung kondisi hormonal belum stabil seperti tak mampu meredam emosi," jelas dia.
Devi menyampaikan, tingkah laku negatif seperti kenakalan remaja yang berdampak negatif ini karena kondisi emosi mereka masih fluktuatif. Jadi apabila mereka melakukan sesuatu, lebih influsif dengan pola pikir.
"Ini berdasarkan emosional dan bisa jadi tak memikirkan akibat jangka panjang dari perbuatan mereka," kata Devi.
3. Kenakalan remaja disebabkan mereka butuh pengakuan dan validasi

Dia menambahkan, remaja pelaku tindak kriminal ini melakukan sesuatu, karena ada dorongan emosi, di luar dari faktor lingkungan. Situasi emosi yang tak stabil, berpengaruh pada tingkah laku. Mereka kata Devi, melakukan sesuatu karena ingin diakui.
"Jadi misalnya ikut-ikutan yang tidak betul atau salah, padahal sudah mendapat ajaran moral dari rumah. Namun masih butuh pengakuan dari teman atau kelompoknya," jelasnya.
Mengatasi kondisi anak seperti ini, sangat berperan dari sisi orang tua. Sebagai orang tua, kata Devi, sangat penting mendampingi anak remaja. Remaja berusia 12-17 tahun butuh pendengar cerita, untuk berbagi masalah.
Sebab kata dia, umur tersebut, remaja sedang mencari jati diri. Orang dewasa harus memahami setiap perkembangan dan tingkah laku anak, supaya tak kecolongan dan yang perlu dilakukan orang tua saat anak mulai remaja dengan menjadi teman.
4. Disdik Palembang minta pendidikan agama ditekankan untuk mengurangi kenakalan remaja

Sementara kata Kepala Dinas Pendidikan Palembang Adrianus Amri, pembekalan agama jadi penting di sekolah untuk mencegah perilaku menyimpang. Remaja baik di sekolah maupun saat di luar jam sekolah, baiknya dipantau tenaga pendidik.
"Termasuk guru harus memerhatikan murid atau bekali mereka dengan meningkatkan pembekalan ilmu agama," kata dia.
Amri menyampaikan dengan tegas, dinas pendidikan menekankan para guru di sekolah untuk meningkatkan pembekalan agama dan norma kehidupan. Selain agar anak tak bersikap buruk, upaya ini untuk mencegah kenakalan remaja hingga bullying.