Polisi Gelar Rekontruksi Kasus Pembunuhan Adik Bupati Muratara

Dalam adegan rekonstruksi, terlihat jelas kedua tersangka menghabisi korban secara brutal. Duduk perkara kasus ini berawal dari kedatangan tersangka Arwandi ke salah satu rumah warga, lokasi rapat pembahasan proyek yang dihadiri Camat setempat.

Arwandi yang masuk ke dalam rumah awalnya diusir oleh korban Deki Iskandar. Namun Arwandi dilarang mengikuti rapat sehingga ada adegan saksi menjambak rambut tersangka hingga dirinya terduduk lalu keluar.

Tersangka mengaku kesal setelah diperlakukan tidak manuasiawi oleh korban. Ia lantas pulang ke rumah menceritakan kejadian tersebut kepada tersangka Ariyansyah.

"Setelah dilakukan rekonstruksi tadi semuanya sesuai dengan berkas perkara," jelas dia.

Tersangka Ariyansyah yang mendengar laporan adiknya menjadi terpancing. Ia tak terima Arwandi dilakukan kasar dan berinisiatif menemui Deki serta Abadi untuk mengklarifikasi.

Sesampainya di TKP, Ariyanysah yang baru beberapa langkah turun dari mobil langsung dikejar Deki Iskandar sambil memukul menggunakan kursi. Mendapatkan serangan tersebut, Ariyanysah berbalik arah menuju ke mobil dan mengambil parang. Ia langsung membacok tangan Deki.

Deki yang terkena bacokan di tangannya masuk ke dalam rumah untuk meminta pertolongan kepada kakaknya bernama Abadi di dalam rumah. Abadi yang juga tersulut emosi berhadapan dengan tersangka menggunakan senjata tajam jenis pedang. Tersangka langsung merangkul korban dan menebaskan senjatanya ke korban.

"Semua lengkap, tidak lama lagi berkas perkara ini akan dilimpahkan ke JPU untuk dilanjutkan ke proses pengadilan," jelas dia.

Menurut Novel, rekontruksi ini tidak dilakukan di TKP lantaran kendala jarak, karena kedua tersangka ditahan di Palembang.

"Lokasi rekonstruksi sendiri kita lakukan di Polda Sumsel karena lokasi TKP jaraknya jauh dan faktor keamanan juga," tutup dia.