Pemanfaatan Limbah Sawit Sumsel jadi Gas Biomethane Segera Terealisasi

- PGN segera teralisasi menjadi pemanfaatan gas biomethane di kawasan Pagardewa.
- Injection point merupakan titik biomethane disuntikkan ke dalam jaringan gas bumi.
- Proyek Biomethane membuka peluang bagi PGN mendapatkan pendapatan baru dan memperkuat peran dalam transisi energi serta mendukung pencapaian target ESG perusahaan.
Palembang, IDN Times - Proyek limbah sawit di Sumatra Selatan (Sumsel) yang dikembangkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) segera teralisasi menjadi pemanfaatan gas biomethane dan bakal teraliri di kawasan Pagardewa.
"PGN melakukan pembangunan injection point yang merupakan bagian dari proyek biomethane," kata Direktur Utama PGN Arief Kurnia Risdianto dalam keterangan rilis yang diterima, Minggu (9/11/2025).
1. Limbah sawit Sumsel diolah menjadi biogas

Injection point merupakan titik biomethane disuntikkan ke dalam jaringan gas bumi. Proyek tersebut ke depan bisa dimanfaatkan seperti gas bumi untuk rumah tangga, industri, retail, dan transportasi darat. Termasuk dapat diakses dengan luas sesuai jangkauan jaringan gas yang sudah beroperasi.
Proyek pemanfaatan limbah sawit tersebut lanjut Arief, dikembangkan PGN dengan mengolah limbah dari pabrik minyak kelapa sawit atau POME (palm oil mill effluent) untuk menghasilkan biogas.
Pada proses selanjutnya, biogas akan diolah menjadi biomethane dan dikompresi menjadi renewable natural gas sehingga dapat diinjeksikan ke dalam infrastruktur gas bumi. Rencannya, perusahaan akan menyediakan biomethane dengan volume berkisar 1,2 BBTUD.
2. PGN buka peluang pendapatan dari proyek limbah sawit

Diketahui, injection point di Pagardewa terdiri dari pressure reducing system (PRS). Sistem tersebut dapat digunakan sebagai titik injeksi sumber pasokan lainnya seperti coalbed methane (CBM), stranded gas dan sumber pasokan lainnya.
“Proyek Biomethane membuka peluang bagi PGN mendapatkan pendapatan baru sekaligus memperkuat peran dalam transisi energi serta mendukung pencapaian target ESG perusahaan," jelas dia.
3. PGN hadirkan jaringan infrastruktur gas bumi di Pagardewa

Arief menyampaikan, inisiasi biomethane bermula dari potensi besar limbah pabrik kelapa sawit di Indonesia, khususnya Sumsel. Wilayah tersebut memiliki luasan perkebunan sawit mencapai kisaran 1,4 juta hektare.
Harapannya, proyek ini bisa dilihat sebagai solusi modern dalam pengelolaan limbah organik menjadi renewable energy. Berdasarkan hasil pengolahan, limbah tersebut berpotensi memberikan kontribusi pada reduksi emisi GRK sebesar 29.688 ton-CO2e/tahun (konversi bahan bakar) dan 204.867 ton-CO2e/tahun (methane capture dari POME).
“Di Sumatra terdapat banyak pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dan PGN telah memiliki jaringan infrastruktur gas bumi eksisting di wilayah itu. Ke depan perusahaan mengupayakan pengembangan biomethane," kata dia.
4. Biomethane diharapkan perkuat upaya pemerintah jaga pasokan gas bumi

Arief berharap hasil biomethane dari pengolahan limbah sawit di Sums bisa menjadi langkah inovatif dalam meningkatkan ketersediaan energi yang ramah lingkungan serta mampu menciptakan energi bersih terbarukan untuk masyarakat sekitar.
“Biomethane diharapkan memperkuat upaya pemerintah dalam hal dekarbonisasi, meningkatkan ketahanan pasokan gas domestik dan mendukung target bauran energi dan berkelanjutan untuk Indonesia," jelasnya.



















