Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
google

Lubuk Linggau, IDN Times - Terbongkarnya prostitusi anak di Kota Lubuk Linggau, Sumatra Selatan (Sumsel) baru-baru ini, mengungkapkan fakta baru jika korban yang berusia di bawah 18 tahun melakukannya bukan karena paksaan. 

Ketujuh korban prostitusi anak yang ditawarkan lewat MiChat, mengaku bila pekerjaan yang mereka lakoni hanya untuk memenuhi gaya hidup. Mirisnya, anak-anak yang masih belia ini rata-rata putus sekolah.

1. Butuh uang jajan demi gaya hidup

merdeka

Kanit PPA Polres Lubuk Linggau, Aipda Kristin menceritakan, interogasi didapati ketujuh korban mengaku menjajakan diri karena butuh tambahan uang jajan.

"Mereka rata-rata mengaku untuk uang jajan. Uang jajan kurang demi gaya hidup," ujar Kristin menirukan ucapan korban.

Kristin menambahkan, hampir semuanya mengaku terjun ke dunia hitam karena tuntutan ekonomi, apalagi semuanya memiliki latar belakang dari keluarga kurang mampu.

"Taraf hidupnya ada yang bawah sekali, ada yang menengah. Tapi hanya sebagian yang menengah, sisanya karena ekonominya memang menengah ke bawah," jelasnya.

2. Korban malas sekolah dan tak mau dikekang keluarga

Editorial Team

Tonton lebih seru di