Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Lokasi Rawan Bencana saat Musim Hujan di Sumsel Menurut BMKG

Ilustrasi tanah longsor.ANTARA FOTO/Amil Zakat Nurul Hayat
Ilustrasi tanah longsor.ANTARA FOTO/Amil Zakat Nurul Hayat
Intinya sih...
  • BMKG mengimbau waspada terhadap potensi bencana Hidrometereologis di Sumsel selama musim hujan Desember 2025-Januari 2026.
  • Puncak musim hujan berpotensi banjir, longsor, dan genangan akibat drainase di wilayah Sumsel.
  • Curah hujan mencapai 300-400 mm, diperlukan mitigasi bencana, pemetaan daerah rawan, patroli sungai, pengecekan drainase, dan koordinasi lintas lembaga.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau stakeholder dan masyarakat tetap waspada terkait puncak musim hujan yang berlangsung Desember 2025 hingga Januari 2026. Kondisi puncak musim hujan dinilai berpotensi mengalami bencana Hidrometeorologi yang hampir terjadi di seluruh wilayah Sumsel.

"Pada sisi barat Sumsel, topografi kemiringan berpotensi banjir dan longsor. Sementara untuk Sumsel bagian tengah dan Sumsel bagian timur berpotensi mengalami genangan akibat drainase," ungkap Kepala Stasiun Klimatologis Kelas 1 Sumsel, Wandayantolis, Senin (1/12/2025).

1. Sumsel berada dalam fase normal musim hujan

ilustrasi naik motor saat banjir.
ilustrasi naik motor saat banjir (unsplash.com/@aldwardcv31)

Wandayantolis menjelaskan, kewaspadaan terhadap puncak musim hujan harus menjadi perhatian bersama stakeholder dan masyarakat. Meski saat ini diprakirakan curah hujan dalam kategori normal, semua pihak tetap harus waspada dengan kejadian yang terjadi dibeberapa wilayah lain di Sumatra.

"Tahun ini relatif sama dengan pola curah hujan tahun sebelumnya yakni, dalam kategori normal," jelas dia.

2. Curah hujan berkisar 300-400 mm atau kategori sedang-lebat

ilustrasi naik motor saat banjir.
ilustrasi naik motor saat banjir (unsplash.com/@dibakar16roy)

Dirinya menyebut, saat puncak musim penghujan, curah hujan dapat mencapai 300-400 mm atau kategori sedang hingga lebat. Untuk itu, diperlukan mitigasi bencana dan pemetaan daerah rawan bencana patroli daerah aliran sungai, pengecekan kondisi drainase, hingga koordinasi lintas lembaga.

"Meski hujan normal, tetap berpotensi memicu bencana. Ini yang harus diantisipasi sejak awal," jelas dia.

3. Sumsel turut rasakan dampak siklus tropis senyar

ilustrasi banjir
ilustrasi banjir (unsplash.com/Chris Gallagher)

Diberitakan sebelumnya, Siklus tropis Senyar yang terbentuk di Selat Malaka sepekan terakhir meningkatkan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) dan Sumatra Bagian Tengah (Sumbagteng). Di tengah situasi itu, Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) turut merasakan dampaknya namun tidak signifikan seperti dua kawasan Sumatra lainnya.

"Sumsel juda mendapatkan dampak tidak langsung berupa adanya belokan angin, namun relatif kurang signifikan. Jika pun hujan tidak separah seperti dampak senyar," ungkap Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang Siswanto, Minggu (30/11/2025).

Dia mengingatkan bahwa badai tersebut memiliki efek cuaca yang merambat ke sejumlah wilayah, termasuk Sumsel. Namun, efek yang muncul di Sumsel diprediksi lebih ringan ketimbang kawasan yang berada pada jalur pengaruh utama badai.

"Meski demikian, sisa energi dari badai tersebut masih memicu pembentukan awan-awan hujan yang cukup signifikan sehingga potensi hujan deras masih dapat terjadi di beberapa wilayah terdampak," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

5 Tips Perawatan Mobil Setelah Terendam Banjir agar Tak Rusak Parah

01 Des 2025, 13:42 WIBNews