Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eksistensi PTS di Mata Gen Z Palembang: Bukan Soal Tren tapi Pilihan

ilustrasi mahasiswa baru (freepik.com/jcomp)
ilustrasi mahasiswa baru (freepik.com/jcomp)
Intinya sih...
  • Gen Z Palembang memilih PTS bukan karena tren, tapi pilihan
  • Fleksibilitas kurikulum, fasilitas digital, dan jaringan industri menjadi alasan utama
  • Kampus swasta lebih cepat beradaptasi dengan tren dunia kerja dan memiliki praktisi sebagai dosen
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - "Klok-klok-klok," suara dentingan gawai berbunyi. Beberapa notifikasi masuk dari aplikasi Whatsapp. Tertulis pesan singkat yang terpotong di layar telepon genggam, "Per 28 Agustus masuk,". Pemberitahuan itu dari Gita Pratiwi, salah satu mahasiswa baru alias maba dari Kampus Universitas Multidata Palembang (MDP).

Gita adalah satu dari banyak Gen Z yang memilih menuntut ilmu di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan sengaja, bukan karena alasan tidak masuk di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Gigit, sapaan akrabnya, mengaku mendaftar PTS sejak lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) karena ingin mempelajari teknologi komputer.

1. Nilai biaya kuliah di PTS lebih jelas dan rinci

Ilustrasi mahasiswa baru menggunakan aplikasi untuk menunjang perkuliahan. (pexels.com/Yan Krukau)
Ilustrasi mahasiswa baru menggunakan aplikasi untuk menunjang perkuliahan. (pexels.com/Yan Krukau)

Dia menyampaikan, MDP merupakan kampus pilihannya menuntut ilmu. Salah satu alasannya memilih MDP. Karena dirinya banyak menerima informasi jika kuliah di sana akan mendapatkan kesempatan dibiayai kuliah hingga selesai magister bila sudah lulus strata 1.

Selain itu, Gigit juga tak ingin repot karena harus bergelut dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang terkadang masih tinggi untuk kategori PTN. Kuliah di swasta katanya, sudah jelas dan rinci soal uang biaya masuk, per semester hingga biaya paket sampai lulus.

Bukan menganggap PTN ribet, tetapi dia menilai, untuk mencari ilmu bisa di mana saja. Yang paling penting mau lebih baik dan belajar lebih giat. Meski memang, lanjutnya, mengambil gelar di PTS harus menyiapkan dana matang.

"Sebenarnya, PTN atau PTS itu kan kita yang mau belajar ya, gak usah gengsi karena gak masuk PTN. Bukan juga mau gaya-gayaan, tren kuliah di swasta karena mahal. Tapi ini kan pilihan," kata dia.

2. Terapan ilmu teknologi lebih banyak inovasi di PTS

ilustrasi mahasiswa baru (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi mahasiswa baru (pexels.com/Kampus Production)

Gigit menyampaikan, sebenarnya ada keinginan masuk PTN tetapi di luar Kota Palembang. Niatnya itu terkendala izin dari orang tua dan keluarga jika harus berkuliah di Pulau Jawa. Sementara, jurusan yang ia minati di Kota Pempek ini, kualitas pembelajarannya di negeri, dianggap kurang mumpuni.

Sedangkan di swasta, kata Gigit, akreditasi serta jurnal-jurnalnya lebih baik serta berinovasi dari PTN yang ada di Palembang. Dia pun sejak SMA sudah sering memantau dan mengecek biaya masuk, jurusan apa saja dan terletak di mana, ilmu terapan teknologi komputer di. Ternyata kalau di Palembang, pilihan dan kesiapan uang sesuai dengan kampus MDP

"MDP ini udah banyak bukti ilmu terapannya dan udah ada hasil juga dari berbagai karya dan ciptaan robot mereka. Juda sudah ada beberapa juga menang kompetisi dan dipamerkan. Makanya saya pilih di sini," ujar Gigit.

3. Yakin lulusan PTS masih bisa bersaing dunia kerja

ilustrasi mahasiswa baru (pexels.com/George Milton)
ilustrasi mahasiswa baru (pexels.com/George Milton)

Perempuan kelahiran 2008 ini, membayar uang kuliah dengan uang masuk sekitar Rp7 jutaan sudah termasuk biaya pangkal. Kemudian per semester dia membayar Rp3,5 juta. Lalu nanti setelah semester akhir baru ada biaya tambahan untuk ambil penelitian.

Kalau ditotal kotor, jelas Gigit, uang kuliah di PTS belum sampai belasan juta. Sementara kata dia, kalau di PTN bisa lebih dari itu jika hasil verifikasi pembayaran UKT menyesuaikan profesi dan kerja orang tua.

"Yang penting bener aja kuliahnya, saya yakin PTS juga menjanjikan untuk kerja atau bikin bisnis. Balik ke usaha dan gimana cara kita menatap masa depan," kata dia.

Apalagi lanjutnya, kalau saat kuliah banyak ikut organisasi dan dan punya hasil portofolio, ke depan bisa ada peluang magang lebih cepat dan mempunyai kesempatan bereksperimen lebih. Sebab banyak ruang yang menawarkan potensi berkembang positif.

4. PTS menyesuaikan teknologi baru

ilustrasi mahasiswa baru (pexels.com/Monstera Production)
ilustrasi mahasiswa baru (pexels.com/Monstera Production)

Cerita Gigit bukanlah satu-satunya. Banyak anak muda dari kalangan Gen Z di Palembang mulai melihat kampus swasta sebagai pilihan utama, bukan sekadar alternatif. Faktor fleksibilitas kurikulum, fasilitas digital yang kekinian, hingga jaringan industri  lebih cepat diakses menjadi alasan mereka.

Ibnu (22) adalah alumni jurusan sistem informasi di Universitas MDP Palembang. Dia punya alasan serupa, memilih PTS sejak awal ketimbang PTN. Ia merasa kampus swasta lebih cepat beradaptasi dengan tren dunia kerja.

"Kalau ada teknologi baru, kampus langsung menyesuaikan. Dosen-dosennya juga kebanyakan praktisi, jadi ilmunya bisa langsung dipakai,” ujarnya.

Fenomena tersebut mencerminkan pergeseran cara pandang generasi muda terhadap pendidikan tinggi. Apalagi sekarang, persaingan global, bukan perkara mengejar nilai dan gengsi masuk perguruan tinggi negeri, melainkan lebih realistis, mencari tempat belajar yang bisa menyiapkan mereka menghadapi dunia kerja.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

Eksistensi PTS di Mata Gen Z Palembang: Bukan Soal Tren tapi Pilihan

26 Sep 2025, 20:18 WIBNews