Ayah di Banyuasin Rantai Leher Anaknya, Sebut Kewalahan Urus Korban

Intinya sih...
Kapolsek Rambutan AKP Ledi menyatakan bahwa korban merupakan anak aktif dan selalu ingin tahu, yang membuat pelaku kesal dan akhirnya merantai leher anaknya.
Pelaku merantai leher anaknya tanpa diketahui sang istri, namun terungkap setelah korban berteriak meminta tolong pada siang harinya dan didengar oleh tetangga.
Tetangga korban merekam aksi penganiayaan tersebut sebagai bukti, lalu video tersebut menyebar di aplikasi Facebook dan viral.
Banyuasin, IDN Times - Idham Alfarisi (43) warga Desa Tanjung Marbu Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin ini tega menganiaya anak kandungnya sendiri. Pelaku dengan sengaja merantai leher MAN (7) anaknya kandungnya, dan diikat di terali jendela rumahnya.
Aksi tersebut dilakukan pelaku lantaran kewalahan bercampur kesal dengan anak keduanya itu yang bertingkah aktif. Korban juga kerap mengutak-atik barang karena rasa ingin tahunya begitu besar sehingga pelaku lelah dan akhirnya merantai leher sang anak.
1. Korban merupakan anak aktif dan selalu ingin tahu
Kapolsek Rambutan AKP Ledi mengatakan, dari hasil interogasi yang dilakukan penyidik, pelaku mengatakan bila anaknya tersebut masuk dalam kategori anak yang aktif dan selalu ingin tahu.
"Dari keterangan pelaku, anaknya pintar dan karakter si anak ini aktif serta selalu ingin tahu hal-hal baru. Terakhir, saat pelaku pulang ke rumah melihat televisi kotor dan si pelaku menduga ulah anaknya," ujarnya Selasa (24/6/2025).
Kemudian pelaku langsung bertanya kepada korban dan spontan mengiyakan apa yang ditanyakan ayah kandungnya tersebut. Diduga sudah kesal, pelaku tak dapat menahan amarahnya hingga merantai leher anaknya dan menambatkannya di terali jendela.
"Korban ini selalu ingin tahu. Baik itu main ponsel yang diutak atik, pisau, korek api sampai hal-hal baru. Namun untuk yang televisi korban mengaku tidak mengotak atiknya. Lantaran takut dimarah ayahnya sehingga langsung mengiyakan pertanyaan pelaku," jelas Ledi.
2. Korban berteriak minta tolong dan didengar warga
Pelaku merantai leher anaknya tanpa diketahui sang istri karena memang saat itu sang istri sedang bekerja. Hanya ada pelaku, korban dan kakaknya yang masih duduk di kelas 4 SD. Lalu aksi perantaian leher yang dilakukan pelaku terhadap anaknya sama sekali tidak diketahui warga sekitar.
"Tindakan ini baru terungkap setelah korban berteriak meminta tolong pada siang harinya. Teriakan korban didengar tetangga dekat rumah dan akhirnya mendatangi rumah korban hingga melihat bocah tersebut sudah dalam kondisi leher terantai," ucapnya.
3. Tetangga korban merekam aksi penganiayaan
Sebagai bukti, tetangga korban merekam momen saat MAN tengah dirantai dan menyebarkan perbuatan sang ayah kepada anak kandungnya. Tak lama kemudian video tersebut menyebar di aplikasi Facebook dan viral.
"Untuk sementara ini, pelaku kami kenakan UU perlindungan anak. Kami masih melakukan interogasi lebih lanjut untuk mengungkap motif dari kejadian ini. Korban saat ini masih menjalani konseling untuk pemulihan psikologis agar tidak trauma dengan kejadian yang dialaminya," tegas Kapolsek.