40 Titik Panas Terdeteksi di Muba, Perusahaan Diminta Patroli Mandiri

- Perusahaan diminta patroli mandiri dalam penanggulangan kebakaran hutan, kebun, dan lahan (Karhutbunlah) di Muba.
- Bupati Muba menegaskan pentingnya peran aktif seluruh perusahaan dalam penanggulangan dan pencegahan kebakaran yang sebagian besar disebabkan ulah manusia.
- Muba berada dalam masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, dengan prediksi puncak musim kemarau antara dasarian III Mei hingga dasarian I Juni.
Musi Banyuasin, IDN Times - Sebaran titik panas (hotspot) di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) kian meluas. Tercatat hingga Selasa (17/6/2025) terdapat 40 hotspot yang saat ini dalam proses pemadaman.
Persoalan kebakaran hutan, kebun dan lahan (Karhutbunlah) di Bumi Serasan Sekate ini menjadi tantangan serius setiap tahunnya. Bupati Muba, M Toha menegaskan pentingnya peran aktif seluruh perusahaan dalam penanggulangan dan pencegahan dengan menyiapkan tim patroli mandiri.
1. Perusahaan harus ikut bertanggungjawab jika terjadi kebakaran

Toha memastikan kesiapsiagaan seluruh pihak dalam menghadapi musim kemarau yang diprediksi rawan kebakaran. Menurutnya, dengan meningkatnya ancaman kebakaran di musim kemarau, pemerintah daerah berharap agar setiap sektor baik pemerintah, TNI atau Polri, masyarakat, maupun swasta, dapat menjalankan perannya secara aktif dan terukur.
"Saya mengimbau agar seluruh perusahaan menyiapkan personel dan peralatan tanggap bencana, serta membentuk tim khusus untuk melakukan patroli mandiri. Jika terjadi bencana, perusahaan harus segera menurunkan tim bantuan ke lokasi,” tegas Bupati.
Ia juga menyampaikan, perusahaan wajib melakukan pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat sekitar, menyiapkan embung, kanal, serta sumur bor sebagai sumber air, serta mendirikan pos pemantauan dan mengaktifkan jalur komunikasi dengan BPBD melalui call center maupun grup pemantauan.
"Tugas kita bukan hanya menanggulangi saat bencana terjadi, tetapi juga mencegah sebelum api menyala. Pencegahan adalah kunci agar Karhutbunlah dapat teratasi dengan cepat,” terangnya.
2. Sebagian besar kasus kebakaran disebabkan ulah manusia

Komandan Kodim 0401/Muba, Letkol Inf Erry Dwianto yang juga sebagai Ketua Tim Penanggulangan Karhutbunlah Muba memberikan peringatan tegas mengenai dampak luas dari bencana Karhutbunlah. Ia menyebut sebagian besar kasus kebakaran disebabkan oleh ulah manusia yang membuka lahan dengan cara membakar.
Maka itu Dandim meminta seluruh Satgas seperti BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, Pol PP, Dinas Lingkungan Hidup, Kelompok Tani Peduli Api (KTPA), Masyarakat Peduli Api (MPA), hingga tim tanggap perusahaan agar mempersiapkan personelnya dan melakukan latihan secara mandiri.
"Ini ancaman serius yang menimbulkan kerugian besar di sektor ekonomi, sosial, kesehatan, dan lingkungan. Kita butuh sinergi lintas sektor untuk menangani ini,” ucapnya.
3. Muba berada dalam masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau

Sementara itu Korbid Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Palembang, Nandang P, menjelaskan, wilayah Sumsel termasuk Muba saat ini berada dalam masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
“Wilayah Muba diprediksi akan memasuki puncak musim kemarau antara dasarian III Mei hingga dasarian I Juni. Meskipun durasinya relatif lebih pendek dibanding tahun 2023, daerah rawan seperti Muba tetap harus waspada,” ungkap Nandang.