TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Seorang Polisi Bintang Satu Sebut Kasus Brigadir J Sebagai Aib

Keluarga sebut sosok Kombes yang mengintimidasi keluarga

Pertemuan Ketua Harian Kompolnas di rumah duka Brigadir J. (IDN Times/Rangga Erfizal)

Jambi, IDN Times - Pemeriksa Utama Divpropam Polri, Kombes Pol Leonardo Simatupang, disebut sebagai sosok polisi yang mengantar jenazah Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Leonardo merupakan anggota polisi yang diplot untuk membawa jenazah ke kota kelahiran Brigadir J di Sungai Bahar, Jambi.

Leonardo tak sendiri. Dirinya didampingi oleh adik kandung Brigadir J, Briptu Maha Reza Hutabarat. Mereka berangkat dari Jakarta menggunakan pesawat Citylink dan tiba di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Sabtu (9/7/2022) siang.

Tak ada penyambutan khusus dari pihak kepolisian daerah layaknya prosesi kematian seorang polisi aktif yang gugur saat tugas. Pihak keluarga yang hadir mewakili keluarga inti heran, karena hanya ambulans sipil yang disiapkan membawa jenazah ajudan Kadiv Propam Mabes Polri tersebut.

"Keluarga sudah curiga melihat tak ada penyambutan sebagaimana polisi yang gugur dalam tugas. Saat itu, ipar saya diminta menandatangani surat serah terima jenazah. Namun mereka tidak mau karena menunggu kami datang," ungkap Samuel Hutabarat, ayah Brigadir J kepada IDN Times saat menerima kunjungan Ketua Harian Kompolnas, Irjen Pol (Purn) Benny J Mamoto beberapa waktu lalu (19/7/2022).

Baca Juga: Pemuda Batak Sebut 130 Pengacara Mengawal Kasus Brigadir J

Baca Juga: Keluh Samuel Mengenang Yosua Sang Ajudan Jenderal Bintang Dua

1. Kombes Leonardo temui Samuel untuk serahkan jenazah

Ayah Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat, Samuel Hutabarat saat dibincangi di rumahnya di Sungai Bahar Jambi (IDN Times/Rangga Erfizal)

Samuel sedang berada di kampung halamannya di Balige, Sumatra Utara (Sumut) saat menerima kabar anaknya gugur di Jakarta, Jumat (8/7/2022). Malam itu juga dirinya beserta istri dan kedua anaknya pulang dari Balige lewat jalur darat. Mereka tiba di hari yang sama dengan almarhum, namun pada pukul 23.00 WIB.

Samuel bercerita, kondisi rumah sudah ramai oleh kerabat dan beberapa aparat kepolisian dari Mabes Polri. Ada seorang polisi berpangkat Kombes menemui dirinya dan menyodorkan surat serah terima jenazah.

Samuel awalnya ingin melihat lebih dahulu kondisi anaknya, apalagi ada informasi yang menyebut sang anak meninggal karena terlibat baku tembak dengan seorang polisi di kediaman Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.

"Awalnya polisi (Leonard) berkeras harus terima jenazah tanpa membuka peti. Akhirnya setelah didesak, peti mati boleh dibuka namun hanya boleh dibuka sedikit," ungkap Samuel.

Ketika itu, seluruh kerabat diluar keluarga inti disuruh keluar rumah. Samuel masih berkeras jika peti harus dibuka, sebab dia masih ragu Yosua yang sebelumnya sehat tiba-tiba saja meninggal dunia.

"Saya sempat bilang, bisa saja bukan anak saya kalau tidak dibuka. Lalu semua keluarga yang di dalam tidak boleh mengeluarkan handphone atau memfoto jenazah," ujar dia.

Baca Juga: Brigadir J Dampingi Ferdy Sambo Sejak Kombes Hingga Jenderal Bintang 2

2. Pemakaman militer batal karena kurang syarat administrasi

Keluarga Brigadir J saat berkunjung ke makam (IDN Times/Rangga Erfizal)

Melihat sekilas kondisi Yosua di dalam peti mati, Samuel yakin anaknya telah disiksa sebelum dibunuh. Wajah, hidung, dan rahang yang pertama dilihat menandakan ada penyiksaan berat terhadap Yosua. Samuel sempat bertanya kepada Leonard dengan nada tinggi menanyakan tubuh Yosua. Leonard tak bergeming, dirinya hanya mengatakan jika hanya diperintah mengantar jenazah.

"Setelah dia jawab begitu, akhirnya saya tanda tangan surat serah terima jenazah. Dia (Kombes) sempat menanyakan kapan pemakaman akan dilakukan dan apakah keluarga memiliki permintaan khusus untuk pemakaman," ungkap dia.

Rosti Simanjuntak, ibu dari Yosua, meminta anaknya dimakamkan secara militer. Terlebih upacara pemakaman tersebut dapat dilakukan oleh rekan-rekan satu angkatan dari Samuel di Brimob Polda Jambi. Leonard menyanggupi permintaan itu, hanya saja dirinya tak bisa menjanjikan pemimpin upacara pelepasan berasal dari Mabes Polri.

Setelah menjanjikan pemakaman, Leonard pamit kepada pihak keluarga untuk kembali ke kota Jambi sambil menunggu persiapan untuk pemakaman dua hari selanjutnya. Janji Leonardo tak pernah terealisasi. Pada Senin (11/7/2022), Yosua dimakamkan menggunakan prosesi adat dan agama.

"Leonardo didampingi Kabid Propam Polda Jambi, Alfonso Doly Gilbert Sinaga. Mereka minta upacara militer tak bisa dilaksanakan. Alasannya, almarhum Yosua tidak cukup administrasi maka tidak dimakamkan secara militer," ungkap dia.

Baca Juga: Keluarga Sempat Berkomunikasi Sebelum Brigadir J Dikabarkan Meninggal

Berita Terkini Lainnya