TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Heboh Warga Harimau Sumatra di Pasaman Datangi Warga Saat Kritis

Harimau itu terlanjut mati dan tak sempat diperiksa

Tangkapan layar proses evakuasi Harimau Sumatra di Kabupaten Pasaman. Doc. IDN Times

Pasaman, IDN Times - Kabar duka datang dari dunia Konservasi Indonesia. Seekor Harimau Sumatra terkonfirmasi mati di Kenagarian Sontang Cubadak, Kecamatan Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat (Sumbar), Sabtu (14/8/2021) sekitar pukul 11.00 WIB.

“BKSDA Sumbar pada pukul 09.00 WIB hari Sabtu itu menerima laporan dari anggota DPRD Kabupaten Pasaman dari warga yang melihat harimau sakit dan tertidur di dekat Bendungan Sontang. Informasi itu disertai video kondisi harimau yang masih hidup. Namun sayang saat petugas kita tiba di lokasi, Harimau Sumatra itu sudah dalam keadaan mati,” kata Kepala Balai KSDA Sumatra Barat (Sumbar), Ardi Andono, Senin (16/8/2021).

Baca Juga: Jalan Tol Penghubung Sumsel-Jambi Bakal Dibangun Terowongan Harimau

1. Harimau Sumatra diduga mengalami dehidrasi

google

Ardi Andono menjelaskan, pihaknya berkoordinasi dengan Polsek Panti dan Koramil Rao untuk membantu mengamankan harimau yang sakit. Tim yang sudah dipersiapkan meluncur ke lokasi dengan membawa kandang dan mempersiapkan dokter hewan dari Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi.

“Hasil analisa video menurut dokter hewan, harimau tersebut diduga mengalami dehidrasi berat. Harimau Sumatera ini sempat dirawat oleh petugas medis dari Puskeswan Dua Koto dengan kondisi suhu badan yang tinggi dan kotoran berwarna hitam, bahkan sempat diberi obat dan vitamin. Namun harimau tersebut dinyatakan mati pukul 11.00 WIB diperkirakan saat usia 7 tahun,” ujar Ardi.

2. Petugas tak bisa melakukan nekropsi terhadap jasad

Tangkapan layar proses evakuasi Harimau Sumatra di Kabupaten Pasaman. Doc. IDN Times

Ardi Andono menegaskan, proses nekropsi sangat penting dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian. Umumnya tindakan itu mengetahui penyebab kematian karena penyakit yang membahayakan dan menular atau diracun.

Proses nekropsi juga merekomendasikan tindakan pasca kematian. Jika satwa endemik itu mati karena penyakit, maka bangkainya dinilai berbahaya jika dikubur di sekitar pemukiman warga.

“Proses nekropsi ini sangat penting. Tapi, upaya untuk itu tidak berhasil. Harimau itu dikuburkan oleh warga. Untuk menghindari pencurian jasad harimau, masyarakat melakukan pengecoran makam tersebut dan dilakukan upacara adat selama beberapa hari.

3. Negosiasi dengan warga gagal

learnex.co.za

Ardi Andono menambahkan, massa di lokasi telah banyak berkumpul dan meminta agar harimau tersebut dikubur di kampung mereka. Seluruh warga beranggapan jika harimau itu merupakan leluhur mereka.

Upaya negoisasi membawa jasad harimau ke Padang untuk nekropsi dari petugas BKSDA Sumbar, Kasat Reskrim, dan Kasat Intel Polres Pasaman, sempat berlangsung alot. Meskipun telah mendapatkan jaminan dari petugas atau dokter hewan masyarakat tetap memaksa harimau tersebut dikuburkan di depan rumah seorang warga selaku Ninik Mamak setempat.

Baca Juga: Bantah Ada Harimau di Musi Rawas, BKSDA Sumsel: Itu Jejak Tapir!

Berita Terkini Lainnya