Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kopi Sumsel Sumbang 26 Persen Pasokan Nasional, Merek Lokal Belum Unggul

Ilustrasi kopi Sumsel.
Ilustrasi kopi Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)
Intinya sih...
  • Kopi Sumsel menyumbang 26% produksi nasional, namun merek lokal masih tertinggal.
  • APINDO Sumsel mendorong penguatan merek kopi daerah dan pembentukan ekosistem berkelanjutan.
  • Pemerintah daerah dan perbankan berperan penting dalam merealisasikan kopi Sumsel sebagai pusat komoditas pengiriman.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Sumatra Selatan (Sumsel) menjadi salah satu daerah pemasok kopi terbesar di Indonesia. Bahkan dari data Badan Pusat Statistim (BPS), kopi Sumsel berada di peringkat keempat nasional dengan kontribusi produksi mencapai 26 persen.

Namun kontribusi persentase produksi tersebut tak berbanding lurus dengan daya saing merek lokal yang masih tertinggal. Melihat kondisi ini, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumsel berupaya mendorong penguatan dan ketenaran jenama kopi daerah.

1. Hilirisasi dan bentuk ekosistem bikin kopi Sumsel tenar

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sumarjono Saragih.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sumarjono Saragih (IDN Times/Dokumen)

Menurut Ketua APINDO Sumsel, Sumarjono Saragih, menjadi wilayah terbesar dalam produksi komoditas kopi saja tidak cukup. Dia menekankan, pemerintah daerah harus bisa mendorong Sumsel menjadi center of excellence kopi nasional.

"Kita tidak boleh berhenti dan bangga hanya penyumbang terbesar. Tapi juga harus jadi yang terbaik," katanya, Rabu (26/11/2025).

Dia menyampaikan, langkah awal menjadi pusat dan teladan dalam memproduksi kopi berkelanjutan atau sustainable coffee adalah membentuk ekosistem dari hulu sampai ke hilir.

"Hilirisasi jadi poinnya, kita harus bangun ekosistem dan petani harus sebagai episentrumnya (titik utama)" jelas dia.

2. Kopi Sumsel harus memenuhi standar global jika ingin naik branding

Kopi Sumsel
Kopi Sumsel (Dok. Karantina Sumsel untuk IDN Times)

Sumarjono menyampaikan, kopi yang merupakan komoditas perkebunan dengan kualitas baik dari Sumsel, harus mampu dikenal luas dengan merek sendiri. Bukan kopi Sumsel tapi branding berasal dari daerah lain, seperti Lampung.

"Sebagai komoditas ekspor, kualitas kopi Sumsel harus memenuhi standar pasar global yang menuntut kepatuhan pada aspek keberlanjutan," kata dia.

Upaya merealisasikan kopi Sumsel sebagai pusat komoditas pengiriman, pemerintah berperan penting. Terutama dalam teknis pengiman dan distribusi ekspor melalui satu gerbang. Kemudian katanya, peran perbankan, lembaga dan organisasi juga penting. Sebab, kerja sama lintas sektor bisa membangun ekosistem.

3. Klaim pembangunan Tanjung Carat mampu meningkatkan branding kopi Sumsel

Gubernur Sumsel Herman Deru saat meninjau kawasan KEK TAA.
Gubernur Sumsel Herman Deru saat meninjau kawasan KEK TAA (Dok: Pemprov Sumsel)

Sementara kata Gubernur Sumsel Herman Deru, selain pengiriman dipersiapkan satu pintu. Penamaan merek kopi Sumsel juga butuh dukungan perbankan. Dia mengklaim, usaha pemerintah daerah menjaga eksistensi komoditas unggul ini terus diupayakan dalam pembangunan pelabuhan Tanjung Carat.

"Kita akui branding kopi daerah masih belum menonjol di pasar nasional dan internasional. Pemprov saat ini masih mempersiapkan pembangunan pelabuhan samudra yang segera memasuki tahap groundbreaking," kata dia.

Deru menjanjikan, Pelabuhan Tanjung Carat nanti bisa memperlancar distribusi logistik, mengurangi waktu tempuh, serta membuka peluang ekspor langsung dari Sumsel.

4. Fasilitas ekpor kopi telah melalui pemeriksaan OPTK

Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Sumsel Sri Endah Ekandari.
Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Sumsel Sri Endah Ekandari. (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Sumsel Sri Endah Ekandari menambahkan, terkait pengiriman kopi ke luar negeri, Sumsel baru saja melakukan ekspor ke Malaysia. Sedangkan dari data tercatat, sepanjang November 2025, BKHIT telah memfasilitasi ekspor kopi liberika sejumlah 18,5 ton dari 4 sentra penghasil kopi Sumsel.

"Pengiriman dari produksi kopi asal Jarai, Kikim, dan Tanjung Sirih yang berada di Kabupaten Lahat, serta Semendo di Kabupaten Muara Enim," katanya.

Ia menyampaikan, dalam kegiatan ekspor, BKHIT berperan sebagai garda terdepan dalam perlindungan sumber daya hayati, fasilitasi perdagangan, serta penguatan daya saing ekspor nasional dari wilayah Sumsel.

Sebelum diberangkatkan ke Malaysia katanya, seluruh biji kopi telah melalui proses pemeriksaan fisik dan pengujian laboratorium untuk memastikan bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) serta memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor.

Share
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

13 Daerah Terdampak Bencana, Sumbar Tetapkan Tanggap Darurat

26 Nov 2025, 15:31 WIBNews