Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ekonomi Sumsel Menguat, tapi Pemerataan Pembangunan jadi Tantangan

IMG-20250928-WA0316(1).jpg
Kepala BI Sumsel Bambang Pramono saat pemaparan materi capacity building di Yogyakarta (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Intinya sih...
  • Ekonomi Sumsel mengalami pertumbuhan positif, namun pemerataan pembangunan masih menjadi tantangan.
  • Ketimpangan antar sektor terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, perlu fokus pada hilirisasi industri berbasis sumber daya alam.
  • Stabilitas perbankan Sumsel terjaga, namun perlambatan DPK dan kredit menunjukkan tantangan bagi UMKM. Proyeksi ekonomi akan difokuskan pada hilirisasi industri untuk mengurangi ketimpangan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Perekonomian Sumatra Selatan (Sumsel) tercatat dalam tren positif disokong frekuensi pertumbuhan yang menguat. Namun secara analisa data, pergerakan ekonomi wilayah masih perlu perhatian karena hilirisasi komoditas dan pembangunan infrastruktur belum merata.

Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi tim pengendali inflasi daerah atau TPID dari sisi Bank Indonesia (BI). Sumsel butuh transformasi penguatan kualitas sumber daya manusia berdampingan dengan pengembangan kawasan industri merata. Tujuannya, agar lonjakan ekonomi daerah tidak menciptakan ketimpangan secara pertumbuhan.

1. Ketimpangan ekonomi terlihat dari sisi proyek nasional dan pembangunan infrastruktur

IMG-20250806-WA0187.jpg
Kepala BI Sumsel Bambang Pramono (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Menurut Kepala Bank Indonesia Kantor Wilayah Sumsel Bambang Pramono, berdasarkan laporan perkembangan makroekonomi dan sistem keuangan BI secara umum, tersirat adanya pertumbuhan ketimpangan antar sektor. Yakni dilihat dari nilai ekonomi di angka 5,42 persen secara year on year (yoy) yang ditopang sektor pertambangan hingga 24,45 persen.

Justru sektor tersebut dalam kategori padat modal bukan padat karya dalam arti sektor penopang tidak banyak menyerap tenaga kerja lokal. Sementara jika dibandingkan dengan sektor perdagangan yang menyumbang angka ekonomi sebesar 14,16 persen dan industri pengolahan senilai 18,16 persen, persentase tersebut menunjukkan porsi lebih menyentuh di tengah masyarakat yang tak kalah dari sektor tambang.

Kondisi itu, secara tak langsung menunjukkan ada risiko growth without jobs alias pertumbuhan tidak merata dan mengalami ketimpangan antarsektor. Kemudian, kondisi ketimpangan juga tampak dari pertumbuhan proyek nasional secara geografis. Yakni, pertumbuhan ekonomi Sumsel banyak ditopang proyek strategis seperti Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dan tambahan produksi migas.

Namun, manfaat dari pembangunan ini lebih terkonsentrasi di wilayah tertentu, terutama Muara Enim, Musi Banyuasin, dan Ogan Ilir yang menjadi pusat industri dan pertambangan.

Sebaliknya, daerah dengan basis ekonomi pertanian rakyat seperti Lahat, OKU, dan Musi Rawas belum sepenuhnya merasakan dampak positif dari laju pertumbuhan tersebut. Kondisi ini berpotensi memperlebar jurang antara kawasan industri dan pertambangan yang berkembang pesat dengan wilayah pedesaan masih bergantung sektor tradisional.

2. Butuh hilirisasi komoditas untuk stabilitas pertumbuhan ekonomi

Kepala BI Sumsel Bambang Pramono
Kepala BI Sumsel Bambang Pramono (tengah) naik LRT (Dok. BI Sumsel)

Bambang menyebut, meski pertumbuhan ekonomi tahun ini tumbuh di kisaran 4,8-5,6 persen, arah percepatan akan difokuskan pada penguatan kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi, hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, serta pengembangan kawasan industri.

“Transformasi ekonomi Sumsel tidak bisa lagi bertumpu pada komoditas mentah. Hilirisasi batu bara, karet, dan sawit harus diperkuat agar tercipta nilai tambah yang berkelanjutan,” kata Bambang.

Bambang menyampaikan, meski pertumbuhan ekonomi meningkat, ia mengupayakan agar harga komoditas di pasar tetap terjaga stabil. Tercatat pada Agustus 2025, Sumsel mengalami deflasi 0,04 persen secara month to month (mtm). Sementara, inflasi tahunan berada di level 3,04 persen. Nilai tersebut kata dia, masih sesuai sasaran yang ditetapkan.

Ekonomi yang terjaga lanjutnya tak terlepas dari komitmen TPID dalam pengendalian inflasi kolaborasi Bank Indonesia bersama pemerintah daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP)

"Pengendalian inflasi tetap menjadi fokus agar daya beli masyarakat tetap terjaga," ujarnya.

3. Pertumbuhan ekonomi bersumber dari berbagai stimulus pemerintah pusat

IMG-20250630-WA0009.jpg
Kepala Bank Indonesia Sumsel Bambang Pramono (Dok. BI Sumsel)

Sedangkan dari sisi keuangan, stabilitas perbankan Sumsel masih terjaga meskipun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) melambat ke 6,91 persen secara year on year (yoy) dan kredit turun ke 6,51 persen di angka tahunan. Perlambatan ini, lanjut Bambang, mengindikasikan tantangan bagi sektor usaha kecil dan menengah (UMKM) yang lebih rentan terhadap keterbatasan pembiayaan.

Kemudian, di sisi lain indeks keyakinan konsumen (IKK), berada dalam tren positif di angka 111,7. Nilai tersebut katanya, menandakan optimisme masyarakat masih terjaga. Ke depan, Bank Indonesia akan mengarahkan proyeksi ekonomi terhadap penguatan hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, seperti batu bara, karet, dan sawit, agar nilai tambah ekonomi tidak hanya dinikmati di sektor hulu.

"Hilirisasi masih dipandang sebagai kunci mengurangi ketimpangan, memperluas lapangan kerja, serta memastikan pertumbuhan lebih merata ke seluruh wilayah Sumsel," kata dia.

Sementara dari survei konsumen, ekonomi masih terjaga karena ditopang dengan konsumsi barang kebutuhan tahan lama dan ketersediaan lapangan kerja dalam tren positif. Sedangkan untuk faktor pendorong pertumbuhan ekonomi bersumber dari berbagai stimulus yang diberikan pemerintah pusat, program swasembada pangan dan program MBG di Sumsel.

"Cuaca yang relatif lebih stabil juga mendorong produktivitas sektor pertanian, dan menyokong pertumbuhan makro ekonomi bergerak baik," jelas Bambang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

Ekonomi Sumsel Menguat, tapi Pemerataan Pembangunan jadi Tantangan

28 Sep 2025, 19:06 WIBNews