Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Deflasi Sumsel Diprediksi Berlanjut pada September, tapi Diklaim Aman

Ilustrasi Deflasi (IDN Times)
Ilustrasi Deflasi (IDN Times)
Intinya sih...
  • Deflasi Sumsel diprediksi masih berlanjut hingga September 2025, tetapi masih dalam rentang aman.
  • Nilai ekonomi Sumsel turun karena faktor harga pangan dan daya beli menurun terhadap komoditas hortikultura.
  • Potensi tekanan inflasi terjadi saat perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Maulid pada awal September.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi Sumatra Selatan (Sumsel) pada September 2025 diprediksi masih mengalami deflasi atau penurunan harga barang terhadap sejumlah komoditas. Meski berdampak positif bagi masyarakat setempat karena beberapa harga bahan pangan turun harga. Secara hukum ekonomi, deflasi jadi salah satu peringatan bahwa neraca perdagangan wilayah tidak dalam kondisi baik.

"Deflasi diprediksi masih akan berlanjut namun tetap berada di rentang aman," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Bambang Pramono dalam keterangan rilis yang diterima, Rabu (9/3/2025).

1. Tarif angkatan udara memengaruhi deflasi Sumsel

ilustrasi deflasi (istockphoto.com/marchmeena29)
ilustrasi deflasi (istockphoto.com/marchmeena29)

Berdasarkan target rentang nasional, nilai deflasi suatu daerah masih terbilang normal dan kategori aman jika berada di sasaran 2,5±1 persen. Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, nilai deflasi pada Agustus lalu di angka 0,04 persen.

"Kondisi deflasi Sumsel yang sama dengan nasional juga didorong oleh penurunan tarif angkutan udara karena adanya beragam promo di bulan kemerdekaan," jelasnya.

2. Deflasi Sumsel disebabkan berbagai kondisi

IMG-20250806-WA0187.jpg
Kepala BI Sumsel Bambang Pramono (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Nilai ekonomi Sumsel yang mengalami turun harga kata Bambang, juga disebabkan berbagai faktor dan dipengaruhi kondisi daerah dengan pergerakan keuangan belum stabil. Kemudian, keadaan deflasi pun karena dipengaruhi faktor harga jual harga pangan.

"Deflasi dipengaruhi berbagai kondisi, mulai dari panen gadu padi yang masih berlanjut hingga September serta gencarnya distribusi beras SPHP oleh Bulog," kata dia.

3. BI Sumsel prediksi masih ada potensi inflasi

ilustrasi inflasi (pixabay.com/geralt)
ilustrasi inflasi (pixabay.com/geralt)

Bambang menyampaikan, deflasi Sumsel juga disebabkan adanya daya beli menurun terhadap komoditas hortikultura. Daya beli menurun karena pengaruh ekonomi melemah. Kemudian kata Bambang, harga pangan yang turun dipengaruhi ketersediaan atau stok melimpah. Sementara permintaan di pasar pun melandai.

"Tapi masih ada potensi tekanan inflasi sejalan dengan sisi permintaan saat perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Maulid pada awal September (tanggal 5). Apalagi, momen tersebut bertepatan longweekend (libur panjang akhir pekan)," jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us

Latest News Sumatera Selatan

See More

Waspada Hujan! 3 Daerah di Sumsel Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem

03 Sep 2025, 20:45 WIBNews