5 Dampak Buruk Literasi Rendah Saat Bermain Medsos

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga memiliki sisi gelap, terutama bagi mereka yang memiliki literasi rendah. Literasi digital yang buruk membuat seseorang mudah terjebak informasi palsu atau hoaks yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Literasi rendah menyebabkan seseorang terjebak dalam berita yang tidak benar sumbernya, karena kurangnya sikap kritis terhadap sebuah informasi yang beredar di media sosial. Berikut adalah lima hal buruk yang bisa terjadi jika literasi rendah membuat seseorang termakan hoaks saat bermain media sosial.
1. Menyebarkan informasi palsu

Ketika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk memverifikasi informasi, mereka cenderung membagikan informasi tanpa berpikir panjang. Ini menjadi salah satu penyebab utama penyebaran hoaks di media sosial.
Sikap ini bisa memperburuk situasi, terutama ketika informasi yang disebarkan berisi kebohongan yang dapat menimbulkan kepanikan atau konflik. Literasi yang rendah membuat seseorang sulit membedakan antara fakta dan opini, sehingga mereka menjadi alat penyebar hoaks tanpa disadari.
2. Meningkatkan polarisasi dan konflik sosial

Hoaks sering kali dirancang untuk memanipulasi emosi, seperti kemarahan atau ketakutan. Ketika seseorang termakan hoaks, mereka mungkin akan bertindak atau berkomentar yang memperkeruh suasana, baik di dunia maya maupun dunia nyata.
Misalnya, berita palsu yang mengandung unsur kebencian terhadap kelompok tertentu dapat memicu konflik antarkelompok. Literasi rendah membuat seseorang lebih mudah terprovokasi dan terlibat dalam polarisasi yang merusak harmoni sosial.
3. Menurunkan kredibilitas pribadi

Ketika seseorang sering menyebarkan informasi yang tidak akurat, kredibilitas mereka di mata orang lain akan menurun. Orang-orang akan mulai ragu terhadap semua informasi yang mereka bagikan, bahkan jika informasi tersebut benar.
Kepercayaan adalah salah satu hal paling berharga di era digital, dan menyebarkan hoaks dapat merusak reputasi seseorang. Literasi yang rendah membuat individu sulit menjaga integritas mereka di dunia maya.
4. Menjadi korban penipuan atau manipulasi

Hoaks bukan hanya soal berita palsu; banyak juga yang dirancang untuk menipu. Seperti tautan phishing, penawaran palsu, atau pesan berantai yang berisi ancaman. Seseorang yang tidak memiliki literasi digital yang baik lebih rentan menjadi korban.
Misalnya, mereka mungkin dengan mudah memberikan data pribadi mereka kepada pihak yang tidak bertanggung jawab karena termakan hoaks. Literasi yang rendah membuat mereka kurang waspada terhadap modus-modus penipuan di media sosial.
5. Merugikan diri sendiri dan orang lain

Hoaks sering kali membawa dampak langsung pada kehidupan nyata. Contohnya, seseorang yang termakan hoaks tentang kesehatan mungkin akan mencoba metode pengobatan yang tidak terbukti atau bahkan berbahaya.
Lebih buruk lagi, penyebaran informasi palsu dapat menyebabkan kerugian besar bagi orang lain, seperti tuduhan yang tidak benar atau kerusakan reputasi. Literasi rendah membuat seseorang gagal memahami dampak dari tindakan mereka di dunia maya.
Literasi rendah di media sosial dapat membawa banyak dampak buruk, mulai dari penyebaran hoaks hingga konflik sosial. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, kemampuan untuk berpikir kritis dan memilah informasi menjadi sangat penting. Sebagai pengguna media sosial, kita memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi tetapi juga penyebar kebenaran.