[WANSUS] Mengulik Strategi Sriwijaya FC Jelang Laga Perdana 6 Oktober

Menjaga tubuh fit dan prima agar strategi tidak meleset. Apalagi SFC tergabung dalam Grup A bersama PSMS Medan, Semen Padang FC, PSPS Pekanbaru, KS Tiga Naga, dan Muba Babel United FC.

Semua tim dalam Grup A tentu memiliki potensi dan kemampuan berbeda, sehingga kita harus terlebih dahulu mewaspadai skill mereka. Seperti melihat sisi penyerang dari tiap tim bagaimana dan kondisi mental mereka.

Evaluasi tim sempat dilakukan online karena kompetisi sebelumnya tertunda. Latihan virtual tetap kita lakukan, tapi latihan non fisik, hanya sekadar materi agar mereka tidak terlena karena kondisi yang tampaknya santai.

Tetapi sebenarnya hal ini merugikan tim terutama untuk manajemen, karena memang klub ini kan tergantung dari adanya event dan laga.

Tentu tim harus ada ancang-ancang agar tampil on fire. Kesiapan Sriwijaya FC pastinya tetap berlatih untuk mematangkan kemampuan skuad, baik latihan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring dan di Stadion Bumi Sriwijaya. Sepekan sebelum kick off, kita pun melakukan latihan rutin tanpa libur.

Istilahnya borongan setelah klub libur panjang karena liga tertunda dan pandemik COVID-19. Jadi kita balas dendam latihan fisik seminggu sebelum laga terselenggara. Meski waktu singkat, fokus dan kepercayaan diri menjadi motivasi para pemain.

Insya Allah kita akan menuju delapan besar dan pada akhirnya kita bertanggar di Liga 1. Target ini tidak ada arti tanpa dukungan semua pihak. Kami juga berterima kasih kepada para koordinator suporter Sriwijaya Mania, Ultras Palembang, dan suporter Singa Mania yang selalu setia mendukung klub.

Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar target. Kalau melihat kondisi Grup A, artinya target di babak penyisihan kita di kandang. Laskar Wong Kito berharap bisa menjadi juara grup dengan mengantongi poin 15 mengalahkan lawan-lawannya. 

Ini sama-sama klub dari Sumatra Selatan (Sumsel) dan memiliki sejarah panjang riwayat bersama Sriwijaya FC, jadi wajar saja ada opini yang menggiring atau saling memberikan pendapat berbeda. Namanya ada pendukung klub masing-masing.

Persaingan ketat itu yang seperti apa? Kita bermain profesional. Kenapa saingan ketat, karena ini laga perdana derbi Sumsel. Walaupun pertandingan ini sering disebut kakak beradik, tapi bagaimana pun kondisinya harus mengantongi poin dari Muba Babel United Rabu (6/9/2021) nanti.

Melihat klub satu grup semua dari Sumatra, ini menjadi persaingan menarik. Tapi yang harus jadi catatan kita adalah tim siap. Agar tidak merasa di atas angin karena Sriwijaya FC sebagai klub yang menyandang tim legenda, internal tim harus intropeksi diri.

Maksudnya menginterospeksi diri kita sendiri bagaimana tim ini ke depan lebih baik. Bertahan, menyerang, atau sebaliknya. Pilihannya kita bertanding profesional atau gagal dalam permainan. Jadi kita perlu mempelajari tim-tim lain seperti Medan dan Padang. Tapi yang paling penting tentu kita kuat mental.

Selain kesehatan fisik, mereka juga wajib sehat mental. Sehingga dalam pertandingan nanti jelas fungsinya seperti apa. Dari latihan rutin, pelatih mampu menilai mana pemain yang layak diturunkan dan tujuan latihan untuk mengasah ketajaman semua lini, terutama lini penyerang.

Tetapi semua lini memang harus siaga, baik lini depan, tengah, dan belakang. Sehingga bukan hanya pemain bomber saja yang diasah, melainkan skill pemain belakang dan tengah juga.

Dengan kondisi pemain yang prima, mereka bisa membaca situasi bola dari belakang, tengah, ke depan. Yang penting itu kualitas dari passing, moving, feeling, serta sentuhan bolanya.

Saya meniti karier sepak bola dari awal di Kampung Payakumbuh, Sumatra Barat. Sepanjang saya menggeluti kulit bundar, tak bisa dipungkiri nama besar Laskar Wong Kito. Riwayat Sriwijaya FC double winner tidak lepas hingga saat ini.

Mungkin sekarang keberuntungan sedang tidak di dekat Sriwijaya FC, sehingga harus berjuang lebih keras mengembalikan gelar juara sepak bola Tanah Air. Apa pun situasi klub, sebenarnya hal paling urgent dan vital itu performa, di luar dari suntikan sponsor yang membuat pemain termotivasi.

Tetap semangat, kejar poin harus, tetapi jangan lalai membahagiakan dan meluangkan waktu santai untuk diri. Kalau harapan tentu berharap semua yang terbaik, tapi hal utama yang perlu diperhatikan adalah jangan pernah ada mindset kalau pesepak bola tidak ada masa depan.

Pesepak bola bukan lagi pekerjaan, tetapi sebagai profesi unggul. Pemain dalam waktu paling singkat sekitar 4-5 tahun sudah bisa menjadikan kemampuannya untuk menghidupi keseharian. Seperti dari permainan yang bagus bisa meningkat menjadi pelatih, mengambil lisensi hingga terima ratusan juta.