Buyung Ismu: Semestinya Kita Bisa Melawan COVID-19 Lewat Olahraga

Lebih bijak tetap menyelenggarakan liga tanpa penonton

Palembang, IDN Times - Kompetisi sepak bola Liga Indonesia ditunda hingga November 2020 lantaran Polri tak mengeluarkan rekomendasi penyelenggaraan laga di tengah pandemik COVID-19. Polri menilai penyelenggaraan liga bisa memicu kerumunan dan keramaian.

Menurut Pengamat Sepak Bola, Buyung Ismu, penundaan kompetisi memengaruhi psikologi para pemain di setiap klub. Selain itu membuat kerugian finansial bagi manajemen tim.

"Sebetulnya kompetisi sepak bola masih bisa dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan tanpa penonton. Tapi bagaimanapun juga, Polri sudah bersikeras tidak memberi izin. Padahal semestinya lewat olahraga kita melawan COVID-19," ujarnya, Kamis (1/10/2020).

1. Pertandingan bisa digelar tertutup dan disiarkan langsung

Buyung Ismu: Semestinya Kita Bisa Melawan COVID-19 Lewat OlahragaIlustrasi permainan Muba Babel United (IDN Times/Istimewa)

Ia menilai, pertandingan olahraga terutama sepak bola bisa menjadi hiburan bagi masyarakat. Apalagi, euforia lapangan hijau bisa membangkitkan semangat para pecinta kulit bundar. Jika dianggap mengundang keramaian, kompetisi sepak bola bisa berlangsung tertutup.

"Artinya laga bisa tetap jalan tanpa penonton. Itu kan tidak ada keramaian, bisa siaran langsung nonton di rumah masing-masing," kata dia.

Baca Juga: Manajemen Muba Babel United Liburkan Pemain Akibat Penundaan Kompetisi

2. Melawan COVID-19 dengan sepak bola

Buyung Ismu: Semestinya Kita Bisa Melawan COVID-19 Lewat OlahragaPertandingan persahabatan Badak Lampung FC dan Sriwijaya FC di Stadion Sumpah Pemuda Kota Bandar Lampung, Rabu (23/9/2020). (IDN Times/Istimewa).

Menurut Buyung yang juga pelatih PSAD, laga Indonesia sebetulnya bisa terselenggara di tengah pandemik COVID-19. Ia mencontohkan pertandingan sepak bola di luar negeri yang tetap berjalan, meski sejumlah pemain asing terkonfirmasi positif COVID-19.

"Orang perlu berolahraga dan ini dibuktikan oleh para pesepak bola asing. Contoh Ibrahimovic, Neymar da Silva Santos Junior kena juga, cuma empat hari mereka kembali sehat," terangnya.

3. Mencegah penambahan klaster baru

Buyung Ismu: Semestinya Kita Bisa Melawan COVID-19 Lewat OlahragaPemain Muba Babel United, Godstime Ouseloka Olisa (IDN Times/Istimewa)

Buyung menjelaskan, kebijakan tersebut memberikan dua dampak. Yakni penurunan kemampuan pemain di lapangan berkurang.

"Satu sisi kompetisi tidak jalan, ya tapi kalau dikaitkan wabah ini kita belum tahu sampai kapan, dan belum ada pengalaman bisa mengatasinya. Kalau lihat di luar negeri walau COVID-19 masih bisa. Indonesia pun bisa aja, tapi mungkin ada pertimbangan lain seperti mencegah klaster baru," jelas eks Pemain Timnas itu.

4. Pemain memperoleh berpenghasilan dan klub tak terima sponsor

Buyung Ismu: Semestinya Kita Bisa Melawan COVID-19 Lewat OlahragaPertandingan persahabatan Badak Lampung FC dan Sriwijaya FC di Stadion Sumpah Pemuda Kota Bandar Lampung, Rabu (23/9/2020). (IDN Times/Istimewa).

Selain membuat sejumlah psikologis pemain menurun, pembatalan kompetisi juga turut memengaruhi manajemen. Karena dari jadwal yang sudah ditentukan berlangsung bulan Oktober, artinya klub-klub sudah memastikan dan menyiapkan skema pertandingan. Bahkan beberapa klub di Liga 1 sudah ada yang berangkat untuk melangsungkan kick off perdana.

"Masih khawatir kalau tidak cuma batal, tapi benar-benar setop dan berhenti. Kalau diberhentikan, ya sudah gimana lagi, tapi imbasnya kalau dihentikan bisa dilihat pemain sudah berapa bulan tidak main kemarin, tidak berpenghasilan. Klub juga tidak dapat sponsor," tandas dia.

Baca Juga: Liga Indonesia Diundur ke November, Manajemen SFC Syok dan Kecewa

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya