Sumsel Tetap Hujan Meski Masuk Kemarau, Ini Penjelasan BMKG
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Hujan lebat disertai angin kencang dan kilat masih terjadi pada malam hari di sebagian wilayah Sumsel. Padahal Sumsel telah memasuki musim kemarau.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Desindra Dedy Kurniawan, anomali cuaca seperti ini biasa terjadi ketika waktu transisi dari musim penghujan menuju kemarau.
"Kondisi ini terjadi ditandai munculnya cuaca ekstrem," ujar Desindra, Jumat (13/5/2022).
1. Puncak kemarau diprediksi terjadi Oktober
Menurutnya awal musim kemarau 2022 berlangsung sejak awal Mei. Kondisi ini akan terus berlanjut hingga puncak musim kemarau di Oktober, dan kembali pada peralihan di bulan November mendatang.
"Kepastian bahwa seluruh daerah di Sumsel sudah memasuki musim kemarau, ditandai dengan penurunan curah hujan dalam satu dasarian terakhir dan diikuti dua dasarian berikutnya," jelas dia.
Baca Juga: Suhu Udara di Palembang 35,1 Derajat, Warga Diimbau Kenakan Pelindung
2. Curah hujan di Sumsel masih tinggi
Setiap daerah yang memasuki musim kemarau ditandai dengan menurunnya tingkat curah hujan. Intensitas hujan berkisar kurang dari 50 milimeter per dasarian.
"Untuk saat ini, curah hujan masih dalam kategori normal," beber dia.
Baca Juga: 2 Desa di OKU Selatan Terjadi Longsor, Jalan Penghubung Putus
3. Potensi karhutla terbuka lebar
Desindra pun mengingatkan kepada pemangku kebijakan untuk mewaspadai musim kemarau tahun ini. Meningkatnya suhu udara akan berimplikasi pada kenaikan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Kewaspadaan harus terus ditingkatkan," tutup dia.
Baca Juga: Sumsel Masuki Peralihan Musim Kemarau, Waktunya Waspada Karhutla?