Sumsel Masuki Peralihan Musim Kemarau, Waktunya Waspada Karhutla?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Sumatra Selatan (Sumsel) menetapkan status siaga darurat untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sejak pertengahan April 2022 lalu. Peralihan musim dari hujan ke kemarau menjadi atensi daerah untuk mencegah kejadian karhutla berulang.
Keputusan siaga darurat diterbitkan dalam bentuk Keputusan Gubernur Sumsel nomor 292/BPBD-SS/2022 pada 19 April 2022 yang ditandangani langsung oleh Herman Deru.
"Kami sudah bisa melakukan sejumlah upaya pencegahan karhutla. Sebab beberapa daerah di Sumatra sudah mulai mengalami kebakaran, seperti Lampung dan Riau," ungkap Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto, Kamis (12/5/2022).
1. Tawarkan TMC sebagai solusi
Beberapa upaya pencegahan karhutla dilakukan seperti memastikan tinggi muka air di wilayah gambut. Menurutnya, gambut yang mengalami kekurangan air memiliki risiko cepat terbakar. Kondisi ini diantisipasi dengan memastikan curah hujan tetap ada menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
"TMC merupakan salah satu upaya pencegahan kebakaran dan efektif. Dalam 15 hari pelaksanaan, TMC mampu meningkatkan curah hujan hingga 15 persen dibanding dua tahun sebelumnya," ujar dia.
2. Sudah petakan wilayah rawan karhutla
Ferdian mengatakan pihaknya masih terus memantau kondisi di lapangan. Meski belum ada kejadian karhutla yang mengkhawatirkan, upaya pencegahan dini harus mulai dilakukan.
Sebab TMC bukan tanpa celah. Pihaknya terus mengevaluasi untuk mencari cara lain mencegah karhutla di lokasi rawan. Beberapa daerah rawan yang dimaksud adalah Muara Medak di perbatasan Jambi-Musi Banyuasin, Cengal, dan Pangkalan Lampam di Ogan Komering Ilir.
"Kami masih mencari formula yang lebih ilmiah dan pendekatan lebih mudah lagi untuk memastikan bahwa TMC memang efektif sebagai penangkal kebakaran lahan," kata dia.
3. Wilayah rawan karhutla masih aman
Ferdian juga mengungkapkan beberapa kejadian karhutla sengaja dilakukan oleh aktivitas pemburuan satwa liar. Beberapa kasus ditemukan lahan dibakar secara sengaja untuk memancing beberapa satwa liar keluar. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Taman Nasional dan Manggala Agni untuk mencegah hal serupa terjadi.
"Kami tetap berkoordinasi dengan berbagai pihak. Termasuk dalam pengawasan tinggi muka air. Sejumlah kawasan rawan masih terbilang aman karena di sana beberapa kali diguyur hujan," kata dia.