Pilu Warga Lampung Ditemukan Meninggal di Gubuk Reot Banyuasin

Banyuasin, IDN Times - Kabar pilu meninggalnya seorang pria lanjut usia bernama Andi Arsyad (70) viral di media sosial. Korban Andi meninggal di dalam tempat tinggal, sebuah gubuk reot di Desa Gilirang, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel).
Andi Arsyad ditemukan sudah kaku tak bernyawa di dalam gubuk oleh anak kandungnya Dedek (17). Dedek yang melihat ayahnya meninggal sendirian, menangis terseduh menyesal di dalam pondok kayu berdinding papan bolong dan beratap nipah.
"Dedek ini menyesal karena tidak mau tinggal bersama ayahnya di pondok itu. Ayahnya Dedek bernama Andi Arsyad meninggal di usia 70 tahun, mereka merupakan warga Lampung Timur," ungkap Camat Muara Sugihan Banyuasin, Welli Ardiansyah, Selasa (12/4/2022).
1. Korban dimakamkan di desa setempat
Menurut Welli, Andi dan Dedek merupakan warga perantauan. Kabar meninggalnya Andi disampaikan Dedek kepada warga Desa Gilirang, Kamis (7/4/2022) lalu. Menurut Welli, Dedek dan Andi tidak tinggal bersama. Andi tinggal sendirian di pondok, sedangkan Anaknya memilih menumpang tinggal di desa.
"Kepala Desa Gilirang dan warga bersama sama menguburkan Andi Arsyad di pemakaman umum Desa Gilirang di hari yang sama, dan dilanjutkan dengan takziah di rumah warga," beber dia.
Baca Juga: Wako Padang Ajak Warga Miskin Tinggal di Rumah Dinas
2. Sempat dipulangkan oleh warga setempat ke Lampung
Warga Gilirang dan perangkat desa pernah memulangkan Andi Arsyad dan Dedek ke kampung halamannya di Lampung Timur. Namun keduanya selalu kembali dengan alasan mengadu nasib.
"Karena kasihan dengan kehidupan sehari-hari pak Andi. Kepala Desa dan warga sudah berapa kali memberikan akomodasi untuk memulangkan ke Lampung, akan tetapi beliau tetap datang kembali ke Gilirang," tutur Welli.
3. Warga juga sempat berinisiatif bangunkan pondokan kecil
Andi Arsyad dan Dedek pun kembali ke Desa Gilirang untuk mengadu nasib. Bahkan warga setempat membangunkan pondokan agar korban dapat beristirahat. Andi sendiri tak bekerja, sedangkan Dedek hanya sebagai pemanjat pohon kelapa.
"Warga Gilirang berinisiatif untuk membuat pondok dengan sumbangan sukarela," tutup dia.
Baca Juga: Ini Bukti Pengentasan Kemiskinan di Palembang Tak Berjalan