Mendagri Tito Karnavian: Keramaian Dapat Menjadi Mesin Pembunuh! 

Gubernur Sumsel tidak membatasi dana untuk hadapi corona

Palembang, IDN Times - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menyatakan, wabah virus Corona yang saat ini lagi mejangkiti beberapa daerah di Indonesia, mengharuskan pemerintah pusat mengimbau untuk tidak melakukan aktivitas pengumpulan masa dalam suatu tempat. Karena hal itu, berpotensi menyebabkan penyebaran virus akan menjadi lebih cepat. 

"Masalah kerumunan masa, baik itu acara pesta pernikahan, wisata, olahraga, seni, dan keagamaan lebih baik tidak dilaksanakan. Karena keramaian dapat menjadi mesin pembunuh dan penyebaran virusnya dapat berjalan cepat," ujar Tito, usai rapat persiapan daerah menghadapi wabah virus Covid-19, Sabtu (21/3).

1. Penularan bisa terjadi tanpa dan adanya kontak fisik

Mendagri Tito Karnavian: Keramaian Dapat Menjadi Mesin Pembunuh! Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian melakukan rapat kesiapan daerah Sumsel menghadapi wabah Corona (Covid-19) (IDN Times/Rangga Erfizal)

Tito mengungkapkan, kondisi kerumunan masa secara langsung bisa menjadi sarana penyebaran virus. Jika ada satu orang yang positif tertular corona, maka akan menulari orang di sekitarnya, ada atau pun tanpa sentuhan fisik. Untuk itu, Tito meminta kepala daerah masing-masing mengeluarkan aturan yang mengatur tentang tidak bolehnya ada kerumunan.

"Penularan itu karena ada kontak fisik, lalu tanpa kontak fisik. Kita tidak melarang masalah ada acara keagamaan. Yang kita hindari itu perkumpulan orang tanpa mekanisme social distancing (pembatan jarak) dan disinfektan," ungkap dia.

Mantan Kapolri itu mencontohkan beberapa hal, seperti acara keagamaan di Korea Selatan (Korsel) yang membuktikan ada sebaran virus corona di gereja usai jemaah di dalamnya terkena virus. Selain itu, acara keagamaan di Petaling Malaysia, yang dihadiri hampir 16.000 jemaah termasuk dari Indonesia, membuat 600 orang terkena virus corona.

"Kita melakukan mekanisme perlindungan masyarakat, jangan sampai terjadi penyebaran virus di acara keagamaan. Arab Saudi misalnya, tidak melarang umrah, tetapi melarang perkumpulan masa," sambung dia.

2. Mendagri sebut masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang bahaya virus corona

Mendagri Tito Karnavian: Keramaian Dapat Menjadi Mesin Pembunuh! Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian melakukan rapat kesiapan daerah Sumsel menghadapi wabah Corona (Covid-19) (IDN Times/Rangga Erfizal)

Tito menjelaskan, hingga saat ini banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu wabah virus corona, terutama mereka yang tinggal di pedesaan. Atas dasar itu, baik pemerintah maupun masyarakat punya visi yang sama untuk memberi edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya hidup sehat.

"Edukasi masyarakat dengan sosial media, bisa dengan media mainstream, konvensional dan menggerakkan TNI dan Polri, dinas agama, pemerintah daerah, untuk yang memiliki pasukan di daerah agar memberi tahu sebaran virus itu, siapa yang rentan, bagaimana cara menanggulanginya," jelas dia.

3. WFH dan SFH bukan liburan

Mendagri Tito Karnavian: Keramaian Dapat Menjadi Mesin Pembunuh! Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian melakukan rapat kesiapan daerah Sumsel menghadapi wabah Corona (Covid-19) (IDN Times/Rangga Erfizal)

Mengenai keputusan pemerintah yang mengimbau Work From Home (bekerja dari rumah) dan Study From Home (belajar dari rumah), Tito menerangkan, hal itu dikembalikan kepada pemerintah daerah dan dinas masing-masing.

"Kebijakan itu bukan mengenai liburan. Tetap bekerja, tetap belajar tetapi dari rumah," terang dia.

Baca Juga: Begini Cara Pemprov Sumsel untuk Melawan Virus Corona, Berhasilkah?

4. Pemprov Sumsel bisa melakukan revisi anggaran untuk hadapi corona

Mendagri Tito Karnavian: Keramaian Dapat Menjadi Mesin Pembunuh! Gubernur Sumsel, Herman Deru (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sementara, Gubernur Sumsel, Herman Deru juga mengatakan, bahwa Pemprov Sumsel sudah membentuk satgas pencegahan dan penanggulangan corona. Satgas tersebut telah disiapkan anggaran, jika suatu-waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan.

"Kita tidak melimitkan berapa anggaran yang akan di kucurkan, tetapi kalau dibutuhkan kita bisa mencairkan dari dana APBD. Sedangkan untuk WFH maupun SFH kita ingin tidak ada penurunan produktivitas," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya