Kasus PMK di Sumsel Bertambah, 2 Wilayah Konfirmasi Temuan Baru

Sumsel setop pengiriman sapi dari wilayah zona merah

Palembang, IDN Times - Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) kian meluas. Terbaru, dua wilayah dinyatakan memiliki kasus PMK usai uji sampel di Laboratorium Balai Veteriner Lampung.

Kedua wilayah yang baru mengonfirmasi penyakit PMK adalah Banyuasin dan Muara Enim. Hal ini menambah daftar hewan ternak yang terjangkit PMK. Sebab hingga Minggu (19/6/2022), jumlah sapi yang terjangkit mencapai 120 ekor. Sedangkan hari ini sudah mencapai 220 ekor.

"Sekarang kasusnya ada di delapan daerah yang terkonfirmasi. Penambahan di Banyuasin dan Muara Enim," ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel, Ruzuan Efendi, Selasa (21/6/2022).

1. Kasus PMK terbanyak dari Mura dan Muara Enim

Kasus PMK di Sumsel Bertambah, 2 Wilayah Konfirmasi Temuan BaruPengecakan hewan ternak qurban di Bandar Lampung

Jumlah sapi yang sakit setiap harinya selalu bertambah. DKPP Sumsel mencatat, kasus sapi sakit terbanyak berada di wilayah Musi Rawas (Mura) dengan jumlah 97 ekor. Disusul Muara Enim dengan 103 ekor sapi sakit. Banyuasin 15 ekor, Lahat lima ekor, sedangkan untuk Pali, Palembang, Lubuk Linggau, dan Ogan Komering Ilir (OKI) diketahui sudah sembuh atau dipotong.

"Untuk data kita (Sumsel), sisa kasus sapi yang masih sakit sebanyak 220 ekor," jelas dia.

Baca Juga: Lapak Pedagang Sapi Bakal Dipasang Stiker Antisipasi PMK

2. Baru 0,03 persen populasi ternak yang sakit di Sumsel

Kasus PMK di Sumsel Bertambah, 2 Wilayah Konfirmasi Temuan BaruPeternak sapi di Tuban mengaku rugi puluhan juta akibat wabah PMK. Dok Istimewa

Dari hasil Rapat Koordinasi dengan pemerintah pusat, Sekda Sumsel telah mengirimkan surat untuk meminta 500.000 dosis vaksin PMK. Vaksin tersebut tak hanya ditujukan ke sapi, melainkan hewan potong lain seperti kambing, kerbau, hingga babi.

"Jika melihat data yang ada, 220 ekor yang sakit tapi baru 0,03 persen dari jumlah populasi sapi di Sumsel karena kisarannya mencapai 305 ribu ekor. Kita berharap PMK ini tak berpengaruh pada hewan kurban yang dijual di pasaran," jelas dia.

3. Distribusi vaksin diprediksi Juli

Kasus PMK di Sumsel Bertambah, 2 Wilayah Konfirmasi Temuan Baruilustrasi tempat penjual daging sapi (Unsplash.com/毛 祥)

Menurut Ruzuan, vaksin akan dialokasikan untuk kabupaten dan kota di Sumsel yang menjadi tempat populasi hewan ternak. Sejumlah daerah yang akan menjadi prioritas seperti Mura, OKU Timur, OKI, Lubuk Linggau, Banyuasin, Muara Enim, dan OKU Timur.

"Sampai sekarang Sumsel belum masuk zona merah. Kita masih Zona 3 (kuning) sehingga belum menjadi prioritas mendapatkan vaksin. Kemungkinan kita baru dapat di Juli atau Agustus," ungkap dia.

4. Sumsel setop pengiriman sapi dari wilayah zona merah

Kasus PMK di Sumsel Bertambah, 2 Wilayah Konfirmasi Temuan BaruPemeriksaan PMK terhadap ternak di Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Untuk mengantisipasi penyakit PMK ini makin meluas, Sumsel tak lagi menerima kiriman sapi dari wilayah zona merah seperti Aceh dan beberapa wilayah Pulau Jawa. Agar kebutuhan daging sapi terpenuhi, DKPP Sumsel berkoordinasi dengan peternak untuk memanfaatkan hewan yang tersedua dan impor daging beku.

"Sekarang sapi dari zona merah tak boleh keluar. Hampir semua daerah di Pulau Jawa itu zona merah. Jadi sementara dihentikan dulu, menunggu kembali normal. Kebutuhan Sumsel dengan populasi 305 ribu ekor sapi untuk sementara ini masih cukup," tutup dia.

Baca Juga: Warga Palembang Diimbau Beli Sapi yang Punya Surat Sehat

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya