188 Ha Lahan di Ogan Ilir Sengaja Dibakar untuk Pertanian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Ogan Ilir mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan daerah. Dalam rapat koordinasi yang dilakukan hari, Jumat (6/8/2021), lahan yang terbakar di Ogan Ilir (OI) sudah mencapai 188,77 hektare sejak awal Januari hingga Agustus 2021.
Luas lahan kebakaran ini menjadi yang terbesar di Sumsel pada tahun ini, hingga disinyalir dapat meluas jika tidak ditanggulangi dengan serius.
"Saya minta pemerintah daerah segera melakukan antisipasi dengan membentuk satgas desa, sehingga penanganan karhutla dapat segera diatasi," ungkap Wakil Gubernur Sumatra Selatan (Wagub Sumsel), Mawardi Yahya di Auditorium Bina Praja, Palembang, Jumat (6/8/2021).
1. Banyak lahan pertanian yang terbakar
Mawardi menjelaskan, jumlah hotspot (titik panas) dan firespot (titik api) saat ini masih bisa terkendali. Namun, jumlah lahan yang terbakar cukup besar lantaran banyak oknum yang sengaja membakar lahan.
Saat api melahap lahan, tim pemadaman darat maupun udara sulit memadamkan karena daerah yang terbakar sudah tidak produktif.
"Lahan gambut yang terbakar tidak banyak, kebanyakan lahan pertanian yang dibuka dan sengaja dibakar oleh manusia," ungkap dia.
Baca Juga: Terbesar di Sumsel, 141 Ha Lahan di Ogan Ilir Terjadi Karhutla
2. Kades diminta turun tangan pantau wilayahnya
Satgas desa diharapkan dapat memberi penjelasan kepada masyarakat di wilayahnya masing-masing agar tidak membakar lahan. Upaya ini harus dilakukan untuk mencegah bencana kabut asap saat pandemik COVID-19.
"Kades harus turun tangan memberikan pengertian ke masyarakat," jelas dia.
3. Agustus puncak kemarau, kades diminta kerja 24 jam
Sekretaris Daerah OI, Muhsin mengungkapkan, penanganan Karhutla melibatkan institusi kepolisian untuk mengejar pelaku pembakaran yang disengaja. Sedangkan satgas Desa diminta bekerja 24 jam mengawasi penanganan karhutla di OI.
"Kita antisipasi karena bulan Agustus ini adalah puncak kemarau. Jangan sampai lahan meluas," tutup dia.
Baca Juga: HUT ke-75 Polri, Kapolda Sumsel: Karhutla Masih PR Bersama