Warga Palembang Keluhkan Tagihan Air Membengkak, Ini Penjelasan PDAM

Petugas PDAM tidak menghitung meteran sejak COVID-19

Palembang, IDN Times - Sejumlah warga Palembang mengeluhkan kenaikan tagihan pembayaran aliran air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi. Keluhan ini disampaikan melalui komentar di akun Instagram Sekretaris Daerah (Sekda) Palembang, Ratu Dewa.

Melalui media Sosial (medso), warga mengadu melonjaknya tagihan PDAM pada bulan Juli. "Pak kenapa bulan ini tagihan naik Rp100 ribu, padahal pemakaian tetap sama," tulis akun @chandra_izer.

Menanggapi keluhan itu, Direktur Operasional PDAM Tirta Musi Palembang, Cik Mit mengakui, bila dalam beberapa bulan terakhir pihaknya tidak melakukan penghitungan pemakaian.

"Karena dalam 2 bulan ini kami tak hitung kubikasi. Petugas lapangan tidak dianjurkan door to door membaca meteran. Istilahnya, kami jaga jarak aman saat COVID-19," ungkapnya kepada IDN Times, Kamis (2/7).

1. Ada 20 persen pelanggan PDAM alami kenaikan tagihan

Warga Palembang Keluhkan Tagihan Air Membengkak, Ini Penjelasan PDAMDirektur Operasional PDAM Tirta Musi Palembang, Cik Mit (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Cik mit menjelaskan, pihaknya menghitung jumlah pemakaian air bersih oleh masyarakat dan mengevaluasi data lebih lanjut. Hasilnya, sekitar 20 persen tagihan dari total 200 ribu pelanggan PDAM Tirta Musi mengalami peningkatan.

"Sekitar 295.000 total pelanggan kami tagihannya berbeda-beda. Yang melonjak sebenarnya 30 persen di awal, tapi itu dikurangi 10 persen karena mereka masuk kategori pelanggan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sehingga tersisa 20 persen kenaikan," kata dia.

Baca Juga: 17 Ribu Pelanggan PDAM Palembang Gratis Air 2 Bulan

2. PDAM sebut alasan di rumah saja membuat penumpukan rekening

Warga Palembang Keluhkan Tagihan Air Membengkak, Ini Penjelasan PDAMIlustrasi instalasi air PDAM (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Ia menjelaskan, membengkaknya tagihan juga terjadi karena pelanggan tidak menyadari pemakaian air yang lebih banyak dari biasanya. Apalagi sebagian masyarakat dalam berapa bulan terakhir sejak pandemik COVID-19, lebih banyak berada di rumah saja.

"Kita lihat kasus per kasus, mungkin pemakaian juga melonjak. Sehingga terjadinya penumpukan rekening. Bisa saja karena sering cuci tangan di rumah terus. Contoh, biasanya hanya pakai 40 kubik di April menjadi 80 kubik di Mei-Juni, dan kita akumulasi di bulan Juli," jelasnya.

3. Informasikan kebijakan pembayaran sistem angsur

Warga Palembang Keluhkan Tagihan Air Membengkak, Ini Penjelasan PDAMIlustrasi aliram air dari PDAM Tirta Musi Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Mengatasi keluhan tersebut, PDAM Tirta Musi Palembang memperbolehkan pelanggan untuk mengangsur tagihan di bulan Juli. Asal kenaikan cukup signifikan. Misal, pelanggan yang biasa membayar Rp200 ribu menjadi Rp1 juta diizinkan mencicil tagihan.

"Tapi kalau biasa Rp200 ribu jadi Rp250 ribu, meningkatnya tidak besar. Kami sudah membuat kebijakan ini, dan telah disampaikan juga ke pelanggan yang mengalami peningkatan rekening," ujar Cik Mit.

4. Tagihan April jadi patokan pembayaran Mei-Juni

Warga Palembang Keluhkan Tagihan Air Membengkak, Ini Penjelasan PDAMIlustrasi galian pipa PDAM (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Cik Mit melanjutkan, meski dalam dua bulan terakhir selama Mei-Juni pihaknya tidak melakukan perhitungan kubikasi, tetapi PDAM Tirta Musi memprediksi pemakaian tidak berbeda jauh dari bulan-bulan sebelumnya.

"Pembayaran tagihan sesuai dengan kebiasaan lama, tidak jauh dari dua bulan terakhir. Kami jadikan patokan pasang kubikasi dengan penghitungan bulan April di rekening Mei dan Juni," terangnya.

Sementara terkait keluhan warga karena aliran air yang tidak berjalan lancar, pihaknya kata Cik Mit juga bakal memeriksa kendala dan permasalahan yang terjadi di lapangan. "Kita cek di daerah mana (air tidak mengalir). Kita telusuri langsung di mana kerusakannya," tandas dia.

Baca Juga: PDAM Tirta Musi Palembang Gratiskan Tagihan Warga, Ini Syaratnya

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya