Penjualan Bendera Merah Putih di Palembang Merosot 90 Persen

Pengaruh pandemik COVID-19

Palembang, IDN Times - Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesia pada 17 Agustus, selalu ditandai dengan pemasangan bendera kebangsaan merah putih di setiap tempat. Baik pemukiman ataupun di instansi perkantoran.

Bahkan setiap tahunnya, para pedagang bendera selalu banjir pesanan dan menerima keuntungan berlebih. Namun akibat pandemik COVID-19 membuat pendapatan mereka anjlok atau merosot hingga 90 persen.

"Biasanya pernah dapat Rp5 juta sehari, karena perbankan pasti beli bendera untuk dipasang di gedung kantornya. Sekarang penjualan hanya ratusan ribu per hari," ujar Asmawati, pedagang bendera di Jalan POM X Palembang, Kamis (6/8/2020).

1. Tahun ini pendapatan jualan paling sedikit

Penjualan Bendera Merah Putih di Palembang Merosot 90 PersenPenjual bendera merah putih di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Menurut perempuan yang tinggal di Kawasan Tanggo Buntung itu, sejak puluhan tahun lalu ia menjajakan bendera merah putih namun baru tahun ini kondisi paling buruk lantaran pendapatannya menurun drastis.

"Dagang dari anak-anak kecil, sekarang paling dikit (pendapatan). Saya jualan tiap 1 Agustus sampai momen kemerdekaan selesai. Hari pertama (dagang) sempat ada Rp1 juta tapi ke sini-sini sepi," ungkap dia.

Baca Juga: 7 Fakta Sultan Mahmud Badaruddin II, Pejuang Palembang yang Dilukis

2. Bendera biasa dijual Rp5-350 ribu

Penjualan Bendera Merah Putih di Palembang Merosot 90 PersenPenjual bendera merah putih di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Memilih berdagang bendera merah putih sebagai aktivitas rutin tahunan, wanita yang sehari-hari berjualan kuliner khas Palembang ini mengambil bendera kain langsung dari Bandung dengan bermacam ukuran. Mulai bentuk kecil hingga ukuran 10 meter.

"Harga ukuran 120x180 sentimeter dijual Rp45 ribu, Rp35 ribu untuk yang 60x90 dan yang untuk kantoran panjangnya bisa 10 meter seharga Rp300-350 ribu. Kalau umbul-umbul Rp45 ribu dan ukuran kecil Rp5 ribu," jelas dia.

3. Jualan sejak pagi hari dan tutup sebelum Magrib

Penjualan Bendera Merah Putih di Palembang Merosot 90 PersenPenjual bendera merah putih di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Mulai menawarkan bendera merah putih sejak pagi hari, Asmawati biasanya membereskan jualan sebelum waktu Magrib. Sebab pada malam hari, tidak banyak konsumen yang membeli barang dagangannya.

"Ada juga bendera plastik Rp20 ribu satu pak. Kalau bendera tak habis bisa dijual lagi tahun depan, karena tidak luntur saat dicuci. Tahun ini walaupun tidak upacara, tapi tetap pasang (bendera), kan kemerdekaan bangsa," tandas dia.

Baca Juga: 4 Pahlawan Indonesia dari Negeri Penjajah

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya