Waduh, Kekerasan Seksual pada Anak di Sumsel Meningkat Sejak COVID-19
Terhitung ada tujuh laporan di Palembang dan Banyuasin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Pandemik COVID-19 juga berefek pada anak-anak. Setidaknya demikian dari catatan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sumatera Selatan (DP3A Sumsel) sejak dua bulan terakhir ini.
Dari pendataan mereka, sudah ada tujuh kasus kekerasan pada anak. Empat di antaranya kekerasan seksual dan tiga lagi perebutan hak asuh. Kemunculan kekerasan pada anak disebabkan faktor ekonomi yang memang sedang mengalami keterpurukan.
"Empat kasus di Palembang yakni tiga soal hak asuh anak dan satu karena pencabulan. Sedangkan untuk Banyuasin, ketiganya karena pencabulan," ujar Pelaksana tugas Kepala DP3A, Fitriana kepada IDN Times, Senin (18/5).
Baca Juga: 4 Anak di Sumsel Positif COVID-19, Dokter: Sulit Deteksi Sejak Awal
Baca Juga: Hore! Mahasiwa Perantau di Palembang Bisa Terima Paket Sembako
1. Faktor ekonomi picu pertengkaran dan berdampak kekerasan pada anak
Dari data DP3K Sumsel, sudah ada 22 kasus sepanjang tahun 2020 yang dialami oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Orangtua yang sama-sama tidak memiliki pekerjaan akibat pandemik COVID-19, menjadi pertengkaran dan berdampak pada kekerasan.
"Perebutan hak asuh juga. Suami dan istri sama-sama di-PHK dan mereka berpisah. karena pertengkaran yang berujung kekerasan pada anak," jelas dia.
Baca Juga: Dampak Corona, 400 Perusahaan di Palembang PHK Karyawan
Baca Juga: Diam-diam Wawako Datangi Pengemis, Minta Warga Tak Beri Makan di Jalan