4 Anak di Sumsel Positif COVID-19, Dokter: Sulit Deteksi Sejak Awal

Anak-anak cenderung tidak bisa mengungkap sakit yang dialami

Palembang, IDN Times - Kasus anak-anak yang positif terpapar COVID-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) tercatat sudah empat orang. Dua orang bayi berusia empat bulan, satu balita berusia empat tahun dan satu lagi anak berumur sembilan tahun. Semua usia pun rawan terjangkit virus corona.

Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan COVID-19 Sumsel, Profesor Yuwono, semua anak dengan positif COVID-19 itu tidak bergejala. Ia mengakui, pihak keluarga awalnya sulit mendeteksi jika buah hatinya ternyata terjangkit corona.

"Semua usia rawan terkena, termasuk anak-anak. Karena anak tidak jatuh sakit, maka cenderung sulit bagi keluarga untuk mendeteksi," ujar Profesor Yuwono kepada IDN Times, Senin (27/4).

Meski dengan status orang tanpa gejala (OTG), keempat anak positif itu langsung dilarikan ke rumah sakit. Tim medis terus memantau perkembangan kesehatan mereka.

Baca Juga: Astaga! Bayi 4 Bulan di Sumsel Positif Corona

1. Deteksi dini diawali dari keluarga

4 Anak di Sumsel Positif COVID-19, Dokter: Sulit Deteksi Sejak AwalIstimewa

Selama ini diagnosis pasien COVID-19 pada anak dilakukan setelah orang dewasa di sekitarnya mengalami gejala positif, ataupun orang tanpa gejala (OTG). Sedangkan upaya deteksi dini pada anak secara langsung sulit dilakukan.

Apalagi anak-anak cenderung sulit untuk mengungkapkan kesehatannya. Mereka belum memahami, apalagi bercerita tentang kondisi tubuh yang sedang terjadi saat itu.

"Semua penyakit saluran napas yang diderita anak, rata-rata sulit untuk dideteksi atau diagnosis secara dini. Salah satu cara kita hanya screening orang sekitar, karena itu sangat penting untuk dugaan asal infeksi," jelas dia.

Baca Juga: [UPDATE] Anak 9 Tahun Asal Muratara Positif COVID-19

2. Anak-anak belum memiliki penyakit penyerta sehingga cepat sembuh

4 Anak di Sumsel Positif COVID-19, Dokter: Sulit Deteksi Sejak AwalUnsplash/Natanael Melchor

Yuwono menjelaskan, tingkat fatalitas COVID-19 terhadap anak-anak tidak terlalu berpengaruh, seperti halnya reaksi virus terhadap orang tua dengan penyakit penyerta. Kemungkinan anak bertahan dan sembuh, memiliki tingkat persentase yang tinggi sejauh ini.

"Tingkat fatalitas anak-anak saat ini hanya 0,2 persen. Kita bandingkan jika ada 1.000 anak yang positif, maka hanya ada kemungkinan 2 orang yang wafat," jelas Yuwono.

Baca Juga: [UPDATE] Dua Hari Nol Positif, Terungkap Sumsel Kehabisan Alat Tes

3. Anak biasanya hanya alami gejala ringan

4 Anak di Sumsel Positif COVID-19, Dokter: Sulit Deteksi Sejak AwalDua orang dokter berdiri di depan salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Jika anak-anak yang terjangkit COVID-19 memiliki gejala, namun umumnya hanya gejala ringan seperti batuk, demam, dan sesak napas. Bahkan pada kasus tertentu, gejala itu muncul bukan karena COVID-19 tapi penyakit lain seperti asma dan ispa.

Imun pada anak yang baru saja terbentuk berbeda seperti orang tua, sehingga COVID-19 masuk ke tubuh melalui reseptor protein ACE2. Protein ACE2 ini aktif pada orang dewasa dalam hal mengatur tekanan darah.

"ACE2 atau angiotensin converting enzim 2 ini hanya aktif pada orang dewasa. ACE2 ini adalah salah satu protein yang mengatur naik turunnya tekanan darah. Kita tahu, cuma orang dewasa yang kena darah tinggi," tutup dia. 

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan COVID-19 di Sumsel yang Kian Meresahkan

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya