TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Suhu Udara Palembang Ekstrem, Sempat Mencapai 37,4 Derajat Celsius

Namun hujan turun di sebagian wilayah Palembang malam hari

O bserver Today

Palembang, IDN Times - Suhu udara di Kota Palembang mengalami peningkatan hingga sempat menembus angka 37,4 derajat celsius. Kondisi ini berdampak pada meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Kondisi tersebut juga pernah terjadi pada November 2019 lalu, ketika Sumsel mengalami iklim ekstrem berupa kemarau panjang dan karhutla karena fenomena IOD+.

"Dampaknya akumulasi panas dari radiasi datang dan radiasi yang dipantulkan permukaan bumi sehingga peningkatan suhu tersebut pada siang hingga sore hari," ungkap Kepala Stasiun Klimatologi Klas 1 Sumsel, Wandayantolis, Sabtu (11/11/2023).

Baca Juga: 2 Bulan Tak Turun Hujan, Jungkal Masih Dibayangi Ancaman Karhutla

Baca Juga: Remaja Palembang Paling Banyak Menderita ISPA karena Kabut Asap

1. Suhu muka laut memberi kontribusi

patch.com

Wandayantolis mengatakan ketika suhu udara normal maka tren suhu udara akan mengalami penurunan pada Oktober.  Namun karena kemarau panjang terjadi radiasi, cahaya matahari lebih intensif jatuh ke permukaan bumi.

Kondisi ini menandakan ketiadaan uap air di permukaan bumi dan minimnya awan yang biasa menyerap dan memantulkan sinar matahari.

"Faktor iklim skala regional dan global berupa suhu muka laut hangat yang memberi kontribusi peningkatan suhu udara di atas daratan," jelas dia.

2. Potensi hotspot masih terpantau di Sumsel

Ilustrasi penanganan karhutla (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Menurut Wandayantolis, Sumsel sudah memasuki masa peralihan musim kemarau. Hanya saja curah hujan masih dalam kategori rendah pada dasaran I November. Selain itu, hujan sebagian besar masih di bawah normal.

"Oleh karena itu potensi terjadinya titik panas (hotspot) di wilayah Sumsel masih sangat besar," jelas dia.

Baca Juga: Satu Perusahaan Sawit di Muba Tersangka Karhutla karena Lalai

Berita Terkini Lainnya