TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Punya Riwayat Jantung, Ahli Sebut Dokter JF Tak Seharusnya Vaksinasi

Masyarakat harus terbuka soal penyakit yang diderita

Direktur RS Pusri Palembang, Prof Yuwono setelah melakukan vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Ahli Mikrobiologi Universitas Sriwijaya (Unsri) sekaligus Direktur Rumah Sakit Pusri Palembang, Profesor Yuwono mengungkapkan, dokter JF yang meninggal sehari setelah vaksinasi, harus menjadi perhatian saat proses skrining penerima vaksin.

Menurutnya, orang yang memiliki penyakit penyerta tidak seharusnya menerima vaksinasi. Ia mengkhawatirkan efek samping yang muncul hingga merenggut nyawa seseorang.

"Memang penyebab kematiannya tidak ada hubungan dengan vaksin, karena dia sudah lewat tahap 3 yang artinya sudah aman. Cuma memang, setiap vaksin atau obat pasti memiliki efek samping," ungkap Yuwono kepada IDN Times, Senin (25/1/2021).

Baca Juga: Polda Sumsel Pastikan Dokter JF Meninggal karena Jantung

1. Petugas vaksin diminta tidak andalkan daftar pernyataan sehat

Vaksinator menunjukkan dosin vaksin yang akan disuntikan ke nakes (IDN Times/Rangga Erfizal)

Yuwono menuturkan, penerima vaksin harus menjalankan proses skrining yang ketat. Petugas vaksin diminta cerdas melihat persoalan, tidak hanya mengikuti teknis 13 pernyataan di tabel kesehatan. Apa lagi menurutnya, almarhum meninggal 22 jam setelah vaksinasi.

"Perlu ditingkatkan proses mitigasi atau screening orang yang mendapat vaksinasi. Tadi saya terima vaksinasi masih merasa gatal karena efek samping. Kalau kamu merasakan nyeri, bisa saja merasakan sakitnya lebih berat setelah vaksin, artinya tidak boleh disuntik," jelas dia.

2. Penerima vaksin harus terbuka soal kesehatan

Penyaluran vaksin sinovac tahap pertama di Sumatra Selatan (IDN Times/Rangga Erfizal)

Selain ketelitian petugas, diperlukan kejujuran penerima vaksin, orang yang menerima vaksinasi tidak boleh mengaku sehat jika memiliki riwayat penyakit.

"Saya pun tadi sempat tidak lolos screening awal karena tensi tinggi. Namun setelah tensi turun barulah saya boleh vaksinasi. Ini bagian dari mitigasi, jadi perlu dicek betul. Masyarakat jangan takut vaksinasi dan harus terbuka dengan penyakitnya," jelas dia.

Baca Juga: Dokter Meninggal Usai Vaksin, IDI Palembang Sebut Wajar Nakes Ragu

Berita Terkini Lainnya