TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

OKI dan Muba Rawan Karhutla Tahun Ini, Pemerintah Mulai Siapkan TMC

Kemarau diprediksi sebentar namun tingkat kekeringan tinggi

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan (PPIKHL) wilayah Sumatera, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ferdian Krisnanto (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan (PPIKHL) wilayah Sumatera dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK, Ferdian Krisnanto, mengungkapkan jijka Sumatera Selatan (Sumsel) masih menjadi daerah rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan karhutla di tahun 2020. 

Dua daerah yang diprediksi rawan terjadi karhutlan tahun ini adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Pada tahun lalu, lahan di dua daerah ini mengalami karhutla terbesar di Sumsel.

"Wilayah gambut di Tulung Selapan OKI dan Bayung Lencir Muba tidak berfungsi normal. Gambut itu seperti spons yang menyerap air, tapi fungsi penyerapannya sudah rusak dan airnya hilang. Sehingga saat terjadi karhutla akan sulit dipadamkan, dan asapnya bisa bergerak ke arah Kota Palembang," ungkap Ferdian Krisnanto saat ditemui usai Rapat Kordinasi Pencegahan Karhutla Sumsel 2020, Kamis (30/4).

Baca Juga: Cegah Karhutla 2020, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp37 Miliar

1. PPIKHL dan Manggala Agni mulai petakan wilayah rawan karhutla

Kebakaran hutan dan Lahan di Sumsel tahun 2019 (IDN Times/BNPB)

Menurut Ferdian, saat ini kondisi gambut masih basah karena dipengaruhi faktor musim hujan. Meski di awal 2020 sempat terjadi karhutla di wilayah OKI, namun titik api bisa segera padam dan tidak sempat meluas.

Pemerintah melalui Manggala Agni masih mengerakkan tim untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, berbagi pengetahuan tentang pencegahan karhutla sedini mungkin. Diharapkan lewat sosialisasi semacam itu, karhutla tidak sempat terjadi di Sumsel.

"Kami cukup kesulitan karena banyak desa yang melakukan lockdown akibat COVID-19. Tapi kami tetap bergerak. Khusus tempat-tempat yang rawan, sosialisasi dilakukan secara terbatas dan sembari memetakan wilayah," jelas dia.

2. TMC dipersiapkan sebelum musim kemarau

satuharapan.com/Antara / Ujang Zaelani

Menteri KLHK Siti Nurbaya menurut Ferdian, dalam waktu dekat akan mengunjungi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk membahas mengenai Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Pihaknya berencana melakukan TMC sebelum musim kemarau tiba.

"Potensi awan masih ada saat ini, namun untuk menghadapi musim kemarau harus disiapkan mulai sekarang," jelas dia.

Awan hujan TMC disebut membantu pemadaman api yang telah membakar gambut. Beberapa langkah merevitalisasi gambut pun sudah dilakukan oleh Badam Restorasi Gambut (BRG), dengan menjaga tinggi muka air tanah agar selalu basah. Yakni minimal 40 sentimeter dari permukaan tanah.

Jika air tanah gambut itu kurang, maka kebakaran akan sulit dihindari. Api yang terbakar akan merembet hingga ke dalam akar gambut hingga kedalaman 20 meter lebih.

"Gambut di Sumsel terutama Tulung Selapan OKI banyak yang rusak karena terjadi kebakaran berulang. Kita menurunkan Manggala Agni sebanyak 240 personel di Sumsel, dari total 915 orang untuk wilayah Sumatera," tegas dia.

3. Prediksi kemarau akan lebih pendek namun kering

Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Palembang, Nuga Putrantijo (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sementara itu Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Palembang, Nuga Putrantijo menjelaskan, pihaknya memprediksi awal kemarau akan terjadi pada Juni mendatang, hingga memasuki puncak pada September.

"Puncak musim kemarau terjadi pada September 2020, sehingga kita perlu sosialisasi kepada masyarakat untuk menghindari membuka lahan dengan membakar sejak sekarang. Di lihat dari periodenya, musik kemaru relatif lebih pendek namun kita juga prediksi kemarau nanti akan lebih kering, sehingga perlu diantisipasi," jelas Nuga.

Baca Juga: Belum Selesai COVID-19, Pemerintah Bersiap Hadapi Karhutla di Sumsel

Berita Terkini Lainnya