Memasuki Kemarau, KLHK Fokus Cegah Karhutla saat Pandemik COVID-19

Musim kemarau masuk ke RI pada periode Juni - Juli

Jakarta, IDN Times - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyatakan tim satuan tugas tetap bekerja keras mengantisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia. Walaupun saat ini Indonesia tengah didera pandemik COVID-19. Sebab, berdasarkan analisis BMKG, puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Juni-Juli.

Wilayah yang memiliki puncak musim kemarau pada periode itu khususnya di Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.

''Karhutla tetap jadi prioritas kerja pemerintah. Sebagaimana arahan Bapak Presiden, meski kita menghadapi masa sulit karena penyebaran COVID-19, namun pelayanan prioritas tidak boleh terganggu. Kerja lapangan dan koordinasi tim supervisi tetap jalan mengantisipasi karhutla, terutama di wilayah rawan,'' kata Siti Nurbaya melalui keterangan tertulis pada, Jumat (24/4).

Lalu, upaya apa saja yang dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup untuk mencegah terulangnya lagi kebakaran lahan dan hutan?

1. MenLHK ucapkan terima kasih kepada tim di lapangan yang tetap mengantisipasi karhutla saat pandemik COVID-19

Memasuki Kemarau, KLHK Fokus Cegah Karhutla saat Pandemik COVID-19(Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar di Yogyakarta) Dokumentasi KLHK

Dalam keterangan tertulis itu, Menteri Sisi mengungkapkan rasa terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya pada tim lapangan yang tetap sigap mengantisipasi karhutla. Terutama pada anggota Manggala Agni KLHK, TNI, Polri, BPBD, BNPB, BPPT, BMKG, unsur Pemda lainnya, swasta, dan juga Masyarakat Peduli Api (MPA).

Tim satgas lapangan ini tidak hanya bekerja di titik terdepan saat terjadi karhutla, namun juga rutin turun melakukan sosialisasi bahaya karhutla dan penyebaran COVID-19 secara door to door  atau ke rumah-rumah warga.

''Saya ucapkan terima kasih atas dedikasinya, tetap jaga kesehatan dan keselamatan tim. Saya terus mengikuti laporan dari lapangan ini setiap hari,'' kata Siti.

Baca Juga: Ini Alasan KLHK Putus Kerja Sama dengan WWF Indonesia

2. Peningkatan koordinasi dan komunikasi tingkat nasonal terus dilakukan

Memasuki Kemarau, KLHK Fokus Cegah Karhutla saat Pandemik COVID-19Karhutla Riau (Dok. BNPB)

Untuk mengantisipasi ancaman karhutla di musim kemarau, peningkatan koordinasi dan komunikasi di tingkat satgas nasional juga dilakukan. Menteri Siti langsung memimpin rapat antisipasi karhutla 2020 secara virtual, pada Kamis (23/4).

Rapat itu diikuti oleh Wakil Menteri LHK, Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan jajaran eselon I dan II lintas instansi terkait.

''Untuk karhutla kita tidak bisa menunggu, harus dari sekarang upaya antisipasi seperti TMC (Tekhnologi Modifikasi Cuaca) dilakukan. Kita sudah menyurati para kepala daerah di awal Maret, dan meminta semua pihak termasuk swasta dan pemangku kawasan untuk waspada karhutla,'' ujarnya.

3. Indonesia mengalami El Nino Netral dengan tingkat kekeringan musim kemarau lebih tinggi pada 2020

Memasuki Kemarau, KLHK Fokus Cegah Karhutla saat Pandemik COVID-19IDN Times/Istimewa

Sementara itu Kepala BMKG, Dwi Korita mengungkapkan Indonesia pada tahun ini mengalami El Nino Netral dengan tingkat kekeringan pada musim kemarau lebih tinggi dibandingkan normalnya. Ia mengatakan, awan hujan masih tersedia sekitar bulan April-Mei.

"Sehingga, ini waktu yang paling tepat untuk menyelenggarakan TMC pada beberapa provinsi rawan karhutla untuk mengisi embung dan membasahi gambut,” kata dia. 

4. BPPT telah melakukan TMC di Provinsi Riau dan menghasilkan hujan dengan volume 97,8 juta m3

Memasuki Kemarau, KLHK Fokus Cegah Karhutla saat Pandemik COVID-19Ilustrasi hujan (IDN Times/Anata)

Kepala BPPT, Hammam Riza, mengungkapkan, pihaknya sudah melaksanakan TMC di Provinsi Riau dengan pelaksanaan sebanyak 27 sorti, menghasilkan hujan hampir setiap hari dengan volume 97,8 juta m3, sehingga titik hotspot di Riau pernah berkurang hingga nihil.

"Pelaksanaan TMC akan lebih efisien apabila menggunakan pesawat berkapasitas besar milik TNI," ujarnya.

5. Tantangan karhutla di Riau masih sangat besar saat kemarau

Memasuki Kemarau, KLHK Fokus Cegah Karhutla saat Pandemik COVID-19ANTARA FOTO/Rony Muharrman

Tantangan karhutla di Provinsi Riau dinilai masih sangat besar saat musim kemarau. Dengan demikian, untuk meningkatkan upaya pencegahan karhutla, beberapa langkah prioritas akan dilakukan KLHK.

Di antaranya dengan berkoordinasi kepada gubernur provinsi rawan karhutla sebagai Kepala Satgas Dalkarhutla Provinsi, utamanya dalam hal antisipasi kekeringan pada lahan gambut. Selain itu, TMC akan dilakukan untuk pembasahan lahan gambut. Rencananya proses itu dilaksanakan mulai awal Mei di lokasi yang teridentifikasi berulangkali terjadi karhutla yaitu Riau (Bengkalis, Pelalawan), Sumatera Selatan (Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir), dan Jambi (Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur).

"Selanjutnya, KLHK akan berkoordinasi dengan para pihak untuk melaksanakan TMC, mengaktifkan sektor swasta, dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tani hutan untuk upaya pencegahan pembukaan lahan tanpa membakar," ujar Kepala Biro Humas KLHK Nunu Anugrah dalam keterangan tertulis yang sama pada Jumat kemarin. 

Hal terpenting lainnya, memberikan peringatan yang lebih tegas kepada pemegang izin yang lokasinya secara berulang terjadi karhutla.

Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level =80%, hotspot per tanggal 1 Januari-23 April 2020 sebanyak 737 titik. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 1.177 titik. Artinya, terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 440 titik atau 37,38 persen.

Baca Juga: Jokowi: Negara Sebesar Australia Saja Kewalahan Hadapi Kebakaran Hutan

Topik:

Berita Terkini Lainnya