Masuk Peralihan Musim Hujan, Sumsel Masih Dibayangi Karhutla
Jika kemarau mengakibatkan karhutla tapi banjir saat hujan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Saat masa transisi dari kemarau ke hujan, sebagian wilayah di Sumatra Selatan (Sumsel) mengalami hujan. Dari prakiraan Stasiun Klimatologi Kelas I Palembang, kondisi tersebut tetap memungkinkan bagi hotspot (titik panas) mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.
"Curah hujan September-Oktober memang akan meningkat, namun belum tentu segera meniadakan hotspot. Dalam dua bulan ke depan, potensi hotspot masih bisa muncul," ungkap kepala Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Palembang, Wandayantolis, Senin (13/9/2021).
Baca Juga: Dampak Hujan di Musim Kemarau Redam Potensi Karhutla di Sumsel
1. Kemarau akibatkan karhutla dan hujan memunculkan banjir
Data tersebut dibenarkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Iriansyah. Menurutnya, kemarau yang terjadi di Sumsel adalah normal atau tidak lebih kering dan tidak lebih basah.
"Kalau dilihat memang Sumsel ini memiliki dua kerawanan bencana yang disebabkan kondisi iklim. Jika kemarau akan terjadi kekeringan dan karhutla, sedangkan saat musim hujan akan ada kemungkinan longsor, banjir, genangan, hingga puting beliung," beber dia.
Baca Juga: Sumsel Masuk Musim Kemarau, BMKG Sebut Suhu Masih Normal
Baca Juga: Hadapi Musim Hujan, Pemkot Palembang Klaim Atasi Genangan Sejak 2019