TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lamban Penanganan, Tiga Anak-anak Penderita DBD di Sumsel Meninggal

Anak-anak penderita DBD dari tiga kabupaten berbeda

Ilustrasi fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Palembang, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel mengingatkan bahwa selama dua bulan terakhir jumlah yang terkena penyakit Demam berdarah Dangue (DBD) meningkat. Terbaru, ada tiga orang yang meninggal dunia akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti

"Dalam dua bulan terakhir atau Januari hingga Februari, sudah tiga orang yang meninggal dunia akibat DBD," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sumsel, Muyono, saat di konfirmasi IDN Times, Kamis (12/3).

1. Tiga korban meninggal karena DBD akibat lambannya penanganan

Kantor Dinas Kesehatan Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Muyono mengungkapkan, korban DBD yang meninggal tersebut merupakan anak-anak dari wilayah Musi Rawas Utara (Muratara), Banyuasin dan Muara Enim yang terlambat di bawa ke rumah sakit.

"Penanganan terhadap anak-anak yang menderita DBD itu terlambat. DBD sendiri perlu di respons dengan cepat," ungkap dia.

Baca Juga: Dinkes Sumsel Ingatkan Musim Hujan Januari-Maret Masa Sebaran DBD 

2. Kasus DBD pada tahun sebelumnya mencapai 1.307 kasus

sehatq.com

Muyono menjelaskan, daerah yang sebaran DBD nya tertinggi di Sumsel adalah di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dengan 128 penderita, Palembang 122 penderita, dan Muaraenim 111 penderita.

Sejak Oktober 2019 lalu, sambung dia, jumlah penderita DBD di Sumsel telah mencapai 80 kasus, terus menuju Januari 2020 menjadi 562 kasus. Total hingga bulan Februari 2020 jumlah keseluruhan ada 819 kasus.

"Tahun lalu ada 1.307 kasus dengan jumlah penderita yang meninggal sebanyak 5 orang," jelas dia.

Berita Terkini Lainnya