TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kebutuhan Oksigen Sumsel Meningkat Dua Kali Lipat 

Produksi oksigen Sumsel masih cukup hingga 100 ton per hari

Pengisian tabung oksigen di Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Dinas Kesehatan Sumatra Selatan (Dinkes Sumsel) mencatat kebutuhan oksigen di Bumi Sriwijaya meningkat dua kali lipat dalam dua pekan terakhir. Hal ini merupakan implikasi kenaikan kasus COVID-19 di Sumsel. Padahal sebelumnya kebutuhan oksigen sebelumnya mencapai 12 hingga 15 ton per hari.

"Secara umum produksi oksigen di Sumsel mencukupi kebutuhan di dalam provinsi kita. Makanya sampai saat ini Sumsel masih bisa membantu daerah lain," ungkap Kepala Dinkes Sumsel, Lesty Nurainy, Senin (12/7/2021).

Baca Juga: Sumsel Kirim 20 Ton Oksigen Per Hari ke Jawa Barat

1. Sumsel punya empat produsen oksigen

Pengisian tabung oksigen di Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Lesty mengungkapkan, Sumsel memiliki empat perusahaan yang memproduksi oksigen, yakni PT Ligasin, PT Samator, PT Pupuk Sriwidjaja, dan PT OKI Pulp. Produksi oksigen dari empat produsen itu mencapai 100 ton per hari, dengan kebutuhan satu pasien mencapai satu tabung berukuran sekitar enam kubik.

"Bisa jadi kalau pasien terus naik, kebutuhan oksigen kita juga akan meningkat," jelas dia.

2. Pasien komorbit membutuhkan oksigen

Pengiriman oksigen ke Jawa Barat. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi//

Kecenderungan naiknya permintaan oksigen di Sumsel sudah diakui PT Ligasin dan PT Samator dari beberapa rumah sakit di Sumsel. Pihaknya meminta kepada masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan agar dapat mencegah penularan lebih tinggi.

"Karena kita takutkan nantinya banyak pasien dengan komorbit yang dirawat. Otomatis yang memiliki komorbit membutuhkan oksigen yang banyak juga," ungkap dia.

3. BOR Sumsel sudah tembus angka 79 persen dalam tiga pekan

Pengisian oksigen tabung ukuran satu kubik di salah satu Gerai di Jalan Jenderal Sudirman Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Selain oksigen yang mengalami kenaikan, Dinkes Sumsel mewaspadai kenaikan angka Bed Occupancy Ratio (BOR) atau jumlah kamar rumah sakit yang terisi. Dalam tiga pekan terakhir, angka BOR Sumsel yang sebelumnya hanya 42 persen meningkat drastis menjadi 79 persen.

Hal ini perlu diantisipasi agar rumah sakit tidak kolaps. Kabupaten dan kota di Sumsel yang memiliki rumah sakit rujukan COVID-19 diminta selalu memantau angka BOR.

"Kita telah meminta Dirut rumah sakit di Sumsel dengan kasus BOR sudah di atas 80 persen agar waspada. Kalau bisa segera mendirikan rumah sakit darurat dan pusat Isolasi khusus," jelas dia.

Baca Juga: ICU RS Rujukan Utama COVID-19 di Sumsel Penuh, Kasus Harian Terus Naik

Berita Terkini Lainnya