TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cegah Karhutla Lebih Dini, Sumsel Siaga Darurat Mulai Maret 2021

Pencegahan lebih awal berdampak pada penanganan cepat

Proses pemadaman api oleh tim BPBD Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Herman Deru, bakal menetapkan status Siaga Darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Rencana itu telah dibahas dalam rapat koordinasi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Sumsel, Senin (1/3/2021).

"Maret ini kita sudah menetapkan status Siaga Darurat. Rencana kita dalam minggu ini akan melaksanakan apel besar. Paling tidak setelah status ditetapkan, organisasi kesatuan dan keadministrasian atau kesiapan personel maupun alat sudah siap," ungkap Herman Deru saat ditemui di Polda Sumsel.

Baca Juga: Karhutla Sering Terjadi di Lahan Tak Produktif, Sumsel Ajukan Konsesi

1. Gubernur sebut sukses cegah karhuutla tahun lalu

Proses pemadaman oleh tim BPBD Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Menurut Deru, pencegahan karhutla secara dini harus dilakukan sebagai bentuk penanggulangan yang sebelumnya sukses di tahun lalu. Pihaknya mencatat, kesadaran masyarakat di desa dalam mencegah karhutla sudah mulai tumbuh.

Jika sebelumnya ada 140 desa rawan karhutla, maka saat ini katanya tersisa 90 desa. Penanganan inilah yang sedang dikerjakan agar masyarakat bersama-sama melakukan pencegahan bersama pemerintah.

"Kita mau 2020 jadi standar pencegahan karhutla, itu yang harus ditiru di 2021 dan tahun mendatang," jelas dia.

2. Biaya pemadaman karhutla mahal, Deru siapkan dua solusi

Proses water bombing oleh tim satgas Udara Karhutla Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Deru menuturkan, pihaknya menyiapkan dua solusi pencegahan karhutla terdiri dari solusi jangka pendek dan jangka panjang. Untuk solusi jangka pendek, pihaknya mencoba mencarikan jalan keluar kepada pemilik lahan agar tidak melakukan pembakaran, dengan mengajarkan pemanfaatan bekas tebasan rumput atau ranting sebagai pupuk.

Sedangkan jangka panjang, pihaknya akan mengupayakan tanah-tanah kosong tak berpenghuni agar bisa dikelola. Sebab biasanya tanah milik negara ataupun koorporasi yang banyak didiamkan terjadi kebakaran.

"Solusi inilah yang kita lihat untuk mencegah karhutla, sebab kalau kecil saja sudah terbakar akan sulit dipadamkan. Bayangkan, BNPB untuk satu jam pemadaman memerlukan uang Rp200 juta," tutur dia.

3. Status siaga permudahkan bantuan dari pusat

Ilustrasi karhutla di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Iriansyah mengatakan, penetapan status siaga karhutla yang dilakukan lebih dini membuka peluang pengajuan bantuan yang cepat kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Hanya saja, status tersebut perlu dikoordinasikan terlebih dahulu kepada setiap daerah agar segera menetapkan wilayahnya masing-masing.

"Kalau status siaga sudah ditetapkan maka bisa mengajukan armada helikopter ke BNPB dan teknologi modifikasi cuaca ke KLHK," jelas dia.

Baca Juga: Sumsel Kaji Status Siaga Darurat Cegah Karhutla Tahun 2021

Berita Terkini Lainnya