TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Catat, 25 Kawasan di Palembang Ini Diidentifikasi Rawan Tawuran

Tawuran di Palembang sudah merenggut nyawa dua orang

Kombes Pol Mokhamad Ngajib saat masih menjabat sebagai Kapolrestabes Palembang. (Dok: istimewa)

Palembang, IDN Times - Kenakalan remaja berujung kriminalitas kembali marak di kota Palembang. Aksi tawuran mengalami peningkatan di awal 2023. Belum berakhir Januari, Polrestabes Palembang mencatat sudah ada 15 kasus tawuran di Palembang.

"Ini menjadi catatan bersama. Dari hasil pemetaan di 18 kecamatan di Palembang, ada 25 kawasan rawan tawuran," ungkap Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Mokhamad Ngajib, Jumat (20/1/2023).

Baca Juga: Tawuran di Palembang Tewaskan 1 Orang Dipicu Saling Ejek di Instagram

Baca Juga: 7 Pemuda Pelaku Tawuran di Palembang Dijadikan Duta Anti Tawuran

1. Laporan tawuran di Palembang meningkat drastis

Ilustrasi bentrokan (IDN Times/Mardya Shakti)

Ngajib menjelaskan, aksi tawuran dalam beberapa waktu terakhir melesat jauh dari perkiraan. Jika di tahun-tahun sebelumnya aksi tawuran bisa diperkirakan terjadi beberapa kali dalam satu bulan, namun di awal tahun ini meningkat di luar dugaan.

"Bahkan saat bulan puasa tahun lalu, tawuran hanya terjadi 3 kali dan selebihnya sudah bisa kami antisipasi," jelas dia.

2. Pelaku tawuran kebanyakan anak di bawah umur

IDN Times/Sukma Shakti

Dari hasil pemetaan wilayah rawan tawuran, Ngajib menghimpun data kawasan mana saja yang kerap digunakan untuk tawuran. Semisalnya di Demang Lebar Daun, Jeramba Geledek, hingga kawasan 9-10 Ulu Palembang. Rata-rata pelaku tawuran adalah remaja di bawah umur yang berstatus pelajar. Ngajib menilai para remaja menyalurkan eksistensinya secara negatif. Mereka berkumpul dan berkelahi karena masalah sepeleh.

"Ini menunjukkan tawuran yang terjadi di Palembang bukan karena ada konflik semata, tetapi memang ajang untuk menunjukan jati diri. Tentu dengan cara yang salah," jelas dia.

Polrestabes Palembang mencatat, tawuran pada Januari telah merenggut dua korban jiwa. Para pelaku tawuran tak segan melukai lawannya menggunakan senjata tajam maupun benda tumpul lainnya.

"Ironisnya mereka menganggap sedang meneruskan tradisi lama dengan tujah (tusuk). Penyebabnya beragam karena saling ejek di medsos, kurangnya pengawasan orangtua, hingga lingkungan atau pergaulan," jelas dia.

Baca Juga: Disdik Sumsel Ancam Skorsing Siswa Sekolah Terlibat Tawuran

Berita Terkini Lainnya