Apakah ODGJ Berbahaya? Ini Pendapat Psikolog Klinis Kasus Pembunuhan OKU
Sintum paranoid akan memicu sikap agresif dari ODGJ
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Psikolog Klinis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Fatimah Syarkoni menilai, penganiayaan berat yang dilakukan oleh Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) bisa terjadi karena sintum paranoid yang mengganggu pikiran dari tersangka. Sintum tersebut memunculkan sikap agresif dari tersangka terhadap orang di sekitarnya.
Terlebih saat penganiayaan berat Jumat (26/11/2021) menyebabkan lima orang meninggal dunia. Kasus penyerangan terjadi ketika orang-orang yang berpapasan dengan tersangka tak memiliki masalah sama sekali.
"Orang yang memiliki riwayat gangguan jiwa sangat berpotensi melakukan tindak kekerasan dan mencederai orang lain secara fisik, bisa keluarganya, masyarakat maupun ketika ODGJ ini ada berada pada lingkungan baru," ungkap Syarkoni, Sabtu (27/11/2021).
Baca Juga: Tersangka Penusuk Warga OKU Dibawa ke Palembang, Periksa Kejiwaan
1. ODGJ bisa merasa terancam bertemu orang baru
Syarkoni menjelaskan, pemicu dari sikap agresif tersangka bisa terjadi karena ada konflik secara emosional, dan pikiran. Dalam hal ini ada hal yang membuat tersangka tidak nyaman. Penderita ODGJ akan merasa curiga dan terancam jika bertemu orang, meskipun korban dan tersangka tidak sempat berkonflik.
"Kalau melihat gejalanya saat menyerang orang tak dikenal, sintum paham curiga dari tersangka menetap. Makanya setiap orang yang ditemuinya diserang. ODGJ memiliki persepsi orang disekitarnya membahayakan," jelas dia.
Baca Juga: Pria ODGJ di OKU Mengamuk Tusuk Warga Pakai Sajam, 5 Meninggal Dunia