TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terkendala Contact Tracing Pasien, Daerah di Sumsel Potensi Zona Merah

Tim epidemiologi lakukan evaluasi edukasi COVID-19

Data COVID-19 gugus tugas nasional (IDN Times/Dokumen)

Palembang, IDN Times - Kota Palembang kembali menjadi zona merah beberapa hari lalu berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat. Perubahan tingkat risiko tersebut, berkenaan dengan kendala pelaporan dari masyarakat mengenai kasus COVID-19.

Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat dari Universitas Sriwijaya (FKM Unsri), Najmah menyebut, Sumatra Selatan (Sumsel) mengalami kesulitan melakukan contact tracing. Sehingga terjadi ketimpangan akses test COVID-19 di tingkat kabupaten.

"Selain akses tampak lambat, juga terjadi penolakan tes dari masyarakat menjadi kendala penting yang ditemui di lapangan," ujarnya, Minggu (26/7/2020).

Baca Juga: Kasus COVID-19 Palembang Tambah 63, Mobilitas Warga Jadi Alasan 

1. Ada kemungkinan semua kabupaten dan kota di Sumsel zona merah

Wisma Atlet Jakabaring Palembang untuk menampung Orang Dalam Pemantauan (ODP) paparan COVID-19 (ANTARA FOTO/Feny Selly)

Najma mengatakan, kedua masalah tersebut menyebabkan hanya Kota Palembang yang masuk dalam kategori zona merah dengan tingkat penularan tinggi. Palembang menurutnya menjadi episentrum penyebaran COVID-19 di Sumsel.

"Padahal, tanpa ada restriksi perjalanan antar kota atau kabupaten di Sumsel, semua kabupaten dan kota di Sumsel bisa menjadi zona merah yang tidak terdeteksi," kata dia.

2. Semestinya Sumsel mampu melaporkan kasus COVID-19 lebih banyak

Ilustrasi rapid test (Dok.IDN Times)

Peralihan zona merah di Palembang, terang Najma, bukan lagi menjadi hal mengejutkan. Karena berdasarkan prediksi epidemiologi, wilayah Sumsel seharusnya dapat melaporkan lebih banyak lagi mengenai kasus COVID-19.

"Dari zona oranye ke zona merah artinya menunjukkan kegesitan tim Dinkes setempat untuk fokus melakukan tracing. Sebab makin banyaknya kasus yang terdeteksi, maka penanggulangan corona juga akan lebih tepat," terang dia.

3. Tim epidemiologi lakukan evaluasi COVID-19

Ilustrasi Test Swab (Dok. IDN Times)

Najma menjelaskan, berdasarkan hasil studi etnografi pada kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah, diketahui tingkat kepercayaan terhadap COVID-19 sudah mulai memudar. Studi ini dilakukan selama tiga bulan bersama rekan-rekan dari Kampung Pandai Kelurahan 13 Ulu Palembang.

"Kami tim epidemiologi sembari studi, sekaligus melakukan kegiatan sosial bagi-bagi masker anak, sabun dan penyuluhan keliling untuk evaluasi edukasi COVID-19," jelas dia.

Baca Juga: Positif COVID-19 Sumsel Naik 13 Persen, Palembang Malah Zona Oranye

Berita Terkini Lainnya