Cuaca Ekstrem di Palembang Menurun, Kelembaban Udara Kembali Normal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palembang merilis potensi cuaca ekstrem yang sempat terjadi mulai menurun. Bukti penuruunan ditandai dengan kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu, serta kelembapan udara kembali normal.
"Cuaca ekstrem merupakan fenomena alam yang tidak normal dan tidak lazim. Namun dalam sepekan ke depan, prediksi intensitas cuaca ekstrem berkurang meski tetap ada (potensinya)," ujar Koordinator Bidang Observasi dan Informasi dari BMKG Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sinta Andayani, melalui siaran pers yang diterima IDN Times, Kamis (20/7/2023).
Baca Juga: BNPB Memperpanjang Operasi Modifikasi Cuaca Mencegah Karhutla
1. Kurangi emisi gas rumah kaca membantu memperlambat perubahan iklim
Cuaca ekstrem yang terjadi di Palembang dipengaruhi adanya perubahan iklim global. Namun perubahan global dapat ditindaklanjuti dengan langkah mitigasi, seperti mengurangi emisi gas rumah kaca yang bisa memperlambat perubahan iklim.
"Upaya untuk menggantikan sumber energi fosil dengan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin. dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang berperan dalam perubahan iklim," kata dia.
Baca Juga: 10 Wilayah di Sumsel Terancam Kekeringan Jelang Musim Kemarau
2. Palembang masih berpotensi hujan lokal dengan durasi singkat
Sinta mengatakan, penurunan emisi dapat membantu mengurangi intensitas cuaca ekstrem seperti badai, banjir, dan kekeringan. Saat ini Kota Palembang tetap berpotensi hujan namun dengan intensitas ringan hingga sedang.
"Intensitas hujan berpotensi hanya lokal dan berdurasi singkat (sporadis)," jelasnya.
3. Pola hidup sehat saat cuaca ekstrem
Menurut Wali Kota (Wako) Palembang, Harnojoyo, masyarakat perlu meningkatkan pola hidup sehat agar tidak mudah terserang penyakit saat cuaca ekstrem berlangsung. Apalagi menjaga pola sehat sudah sering diterapkan saat pandemik COVID-19 beberapa tahun lalu.
"Yang penting terus dilakukan bahkan ditingkatkan untuk menghindari berbagai penyakit. Pemerintah juga berupaya memotivasi masyarakat meningkatkan pola hidup sehat dalam berbagai kesempatan. Salah satu penyakit yang sering dialami dampak dari mengabaikan pola hidup sehat adalah jantung," kata dia.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Suhu di Palembang Panas dan Menyengat