TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Purun dan Sabun Serai Jadi Produk Andalan UMKM Binaan BRG Sumsel 

Rangkul gapoktan berdayakan hasil pangan pertanian, dan per

Pameran produk kerajinan purun hasil gapoktan binaan BRG Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Masyarakat di Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan, mulai mengembangkan kerajinan purun, hasil karya gabungan kelompok tani (Gapoktan) binaan Badan Restorasi Gambut atau BRG.

Kepala Desa Menang Raya, Suparedy mengatakan, produk purun perlahan dikenal publik dan luar daerah. Sebagian dari 2.151 Kepala Keluarga (KK) di sana pun mayoritas menjual kerajinan tersebut untuk meningkatkan ekonomi. 

"Ada satu kelompok beranggotakan 21 orang. Mereka mendapat pelatihan BRG Sumsel untuk memasarkan dan membuat kerajinan purun," katanya saat ditemui IDN Times saat Pameran BRG, hasil pendampingan masyarakat di desa-desa gambut Sumsel, Jumat (11/9/2020).

Baca Juga: BRG Dorong Padi Hitam Jadi Produk Unggulan Desa Air Gading Banyuasin

1. Produk purun hasil Gapoktan OKI bisa dipesan melalui WhatsApp

Pameran produk kerajinan purun hasil gapoktan binaan BRG Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selain lewat pembinaan BRG Sumsel, pemasaran kerajinan purun juga tersebar melalui kerja sama mitra Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia, melibatkan beberapa daerah lain di Kalimantan Selatan, Jambi, Jawa dan Lampung.

"Seperti Banjarmasin dan lain-lain, kita kolaborasi dan berbagi informasi pemasaran. Bagi yang berminat dengan produk kami juga bisa memesan online dengan langsung menghubungi saya di WhatsApp 085764127277," kata dia.

2. Harap produk kerajinan purun bisa menembus hotel-hotel di Sumsel

Pameran produk kerajinan purun hasil gapoktan binaan BRG Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Produk kerajinan tangan purun yang ditawarkan yakni tikar, masker kain bercorak jumputan dengan ornamen purun, sendal, wadah tisu, lapisan tempat minum atau tumblr, tas pernak-pernik, dompet, aksesori dinding seperti lukisan anyaman purun, bakul nasi, serta tanjak atau penutup kepala seperti topi khas Sumatra Selatan.

"Sebelum ada BRG Sumsel, kita hanya membuat tikar. Sekarang berkembang dan berinovasi. Terbaru masker dan sandal yang harapannya dapat menembus masuk di semua hotel di Sumsel," ungkapnya.

Baca Juga: Walhi: BRG Harusnya Diperkuat, Bukan Dibubarkan

3. Kerajinan purun dijual mulai harga Rp10-Rp200 ribu

Pameran produk kerajinan hasil gapoktan binaan BRG Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Biasanya, kerajinan satu tikar berukuran 1x2 meter berasal dari 500 batang purun, dan per batang dihargai Rp8 ribu. Sedangkan produk seperti sendal atau tas, dalam pengolahannya hanya membutuhkan bahan purun sebanyak 8 batang.

"Tikar tergantung motif juga, rata-rata dijual Rp200 ribu. Kalau tanjak, tas dan sandal kisaran Rp10-Rp25 ribu. Sekarang fokus kita dengan bahan sedikit, menghasilkan pendapatan besar. Purun merupakan sejenin ilalang atau rumput-rumputan," jelas dia.

Baca Juga: BRG RI Sebut Potensi Karhutla di Sumsel Tahun 2020 Masih Tinggi

Berita Terkini Lainnya