Nasib Pedagang Pernak-pernik Imlek di Tengah Pandemik COVID-19
Pendapatan turun hingga 75 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Imlek merupakan perayaaan sarat tradisi bagi warga keturunan Tionghoa. Perayaan dengan identitas toleransi ini selalu diwarnai pernak-pernik khas dominan warna merah.
Setiap tahun kios-kios kerajinan khas Imlek selalu dipadati masyarakat yang ingin membeli, bahkan suasana kemeriahan turut dirasakan masyarakat umum. Namun, perayaan Imlek tahun ini dilaksanakan di tengah kondisi pandemik COVID-19.
Ya, pandemik pun memukul sektor perdagangan, tak terkecuali mereka yang menjual pernak-pernik Imlek termasuk di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Omzet mereka turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Hampir Setahun Pandemik, Dinkes Palembang Akui PCR Kurang Maksimal
1. Minat pembeli merosot drastis
Keluhan itu datang, salah satunya dari pedagang bernama Rini Susilawati. Menurut dia, pandemik COVID-19 sangat terasa dampaknya jika dibandingkan sebelum momen Imlek berlangsung.
Rini merupakan pemilik Toko Guntur itu berkaitan dengan tradisi masyarakat Tionghoa, seperti garu, angpao, kertas Shenfu (kertas Hu atau jimat), kalender China dan berbagai bentuk lampion.
"Faktor corona, turun hingga 75 persen pembeli. Apalagi Imlek ini, jauh peminatnya turun drastis lebih dari setengah," ujarnya.
Baca Juga: Cara Bikin Kue Bulan Sajian Khas Imlek Warga Tionghoa di Palembang