Minat Penerapan Kurikulum Merdeka di Palembang Baru 30 Persen
Alasanna tenaga pendidik belum memahami teknis kurikulum
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Penerapan kurikulum merdeka belajar di sekolah-sekolah Palembang masih terbilang rendah. Padahal pemerintah pusat berharap melalui kurikulum tersebut, pendidikan di Indonesia dapat berkembang dan berinovasi lebih baik.
Kurikulum merdeka belajar memprioritaskan materi esensial, pengembangan karakter, inovasi pembelajaran melalui konten, dan waktu jam belajar yang dihitung per tahun tanpa menyulitkan tenaga pendidik mengurus aturan administrasi.
"Masih sangat rendah di angka 30 persen. Tapi ini akan terus kita sosialisasikan agar meningkat," ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Palembang, Ahmad Zulinto, usai sosialisasi kurikulum merdeka bersama Kemendikbudristek, Senin (25/7/2022).
Baca Juga: Ahli Mikrobiologi Sumsel: Penularan di Sekolah Belum Tergolong Klaster
Baca Juga: Cerita Kepsek di Palembang Kewalahan Atur Prokes Wali Murid
1. Instansi pendidikan belum memahami teknis mengajar kurikulum tersebut
Rendahnya persentase penerapan kurikulum merdeka turut dipengaruhi banyak instansi pendidikan atau tenaga pendidik yang belum memahami teknis pembelajaran, serta materi yang harus mereka ajarkan kepada murid.
Kendati bertujuan agar pendidikan Indonesia lebih optimal dan menciptakan pendidikan menyenangkan siswa, pemerintah kata Zulinto tidak bisa memaksakan kurikulum tersebut diterapkan di semua sekolah.
"Sebenarnya kepala sekolah berperan penting dalam penerapannya. Tetap memang kendalanya banyak yang belum memahami. Padahal kurikulum ini bisa lebih fleksibel," kata dia.
Baca Juga: Dorong Kolaborasi Pusat, Apkasi Minta Penguatan Digitalisasi