TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dinkes Palembang Awasi Kasus DBD, Masyarakat Diminta Lakukan PHBS 

Jumlah pasien DBD menurun signifikan sejak Maret 2020

Ilustrasi fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Palembang, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang melakukan pengawasan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di seluruh kecamatan dan kelurahan. Hal ini dilakukan sebagai upaya menekan jumlah pasien DBD.

Berdasarkan data yang diterima IDN Times, kasus DBD di Palembang pada awal tahun hingga akhir Oktober 2020 menurun signifikan. Bahkan di angka terakhir, hanya ada dua orang pasien terkena penyakit tersebut.

"Per tahun 2020 kasus DBD turun sejak Maret. Januari ada 89 kasus dan sempat naik Februari hingga 121 kasus. Memasuki bulan ketiga menurun 107 kasus. Setelah itu terus berkurang hingga Oktober hingga tersisa 2 orang," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Palembang, Yudhi Setiawan kepada IDN Times, Rabu (11/11/2020).

Baca Juga: Penderita DBD Sumsel Turun Sejak Pandemik, Dinkes Ungap 2 Alasan

1. Kasus tertinggi DBD terjadi tahun 2016

Ilustrasi fogging. ANTARA FOTO/Reno Esnir

Dari seluruh kasus DBD yang selama ini terjadi di Palembang, puncak tertinggi jumlah pasien terjadi pada tahun 2016 dengan insiden rate sekitar 20 persen dari total masyarakat. Sedangkan angka bebas jentik nyamuk paling tinggi di daerah Kalidoni dan Bukit Kecil.

"Paling tinggi kasus tahun 2016 mencapai 191 orang. Sedangkan di tahun 2020, penyebaran jentik nyamuk berkurang. Per tahun ini, kasus DBD banyak mengenai warga Palembang di Kecamatan Sukarami," terang dia.

2. Usia paling rentan terkena DBD adalah 5-14 tahun

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Sedangkan persentase jenis kelamin kasus DBD tahun ini lebih banyak terjadi pada perempuan. Namun menurut Yudhi, hal tersebut bergantung pada Pola Hidup Sehat Masyarakat (PHBS) di kehidupan sehari-hari.

"Usia paling rentan kena DBD adalah 5-14 tahun. Oleh karena itu, ajarkan anak-anak berperilaku sehat. Termasuk para orangtua dan semua warga kita lakukan PHBS," tambahnya.

3. PHBS jadi kunci utama terhindar dari penyakit

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Lanjut Yudhi, upaya pencegahan dan penyembuhan yang bisa dilakukan pertama kali adalah pola atau kebiasaan hidup bersih, selain rajin mengonsumsi obat dan menjaga kebersihan atau mengatur pola makan.

"Masyarakat dapat menjaga kebersihan lingkungan. Karena untuk kasus DBD, menjaga kebersihan jadi kunci tubuh sehat," tambah dia.

Baca Juga: Musim Hujan Segera Tiba, Cegah DBD dengan 9 Cara Ini

Berita Terkini Lainnya