TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Kabupaten di Sumsel Tetapkan Status Siaga Karhutla

Tujuh daerah lain di Sumsel juga berpotensi terjadi karhula

Kebakaran hutan dan lahan di Sumsel pada 2019 (Dok. BNPB)

Palembang, IDN Times - Sudah tiga kabupaten di Sumatera Selatan (Sumsel) menyatakan status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2020. Demikian dilakukan sebagai bentuk antisipasi bencana yang hampir muncul tiap tahun.

Menurut Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori mengatakan, ketiga daerah itu merupakan Musi Banyuasin (Muba), Ogan Ilir (OI) dan Lahat. Masing-masing daerah telah membuat SK Status Siaga Karhutla.

"Seluruh wilayah di Sumsel sebenarnya berpotensi terjadi kebakaran hutan, kebun dan lahan, namun sementara ini baru tiga wilayah itu yang menyatakan status siaga," ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (5/6).

Baca Juga: Cegah Karhutla 2020, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp37 Miliar

1. Sebanyak tujuh daerah lain juga berpotensi mengalami karhutla

IDN Times/Rangga Erfizal

Dari 17 kabupaten dan kota di Sumsel, terdapat 10 wilayah yang paling berpotensi mengalami karhutla. Yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), OI, Muba, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ogan Komering Ulu (OKU), Musi Rawas, OKU Timur, Musi Rawas Utara dan Banyuasin.

Potensi Karhutla terjadi karena wilayah tersebut memiliki lahan gambut, meski penyebab mayoritas kejadian akibat ulah manusia yang membuka lahan dengan cara membakar (sonor), hingga cepat meluas karena angin kencang. Demikian diperparah saat musim kemarau karena lahan gambut tak lagi menyimpan pasokan air di dalamnya

Menurut Ansori, kesiagaan daerah menghadapi karhutla dinilai penting mengingat Sumsel belum terlalu lama melewati kejadian serupa tahun lalu. "Secara umum kami sudah siapkan upaya-upaya pengendalian karhutla, seperti penambahan citra satelit untuk memantau titik api," jelasnya.

Baca Juga: Belum Selesai COVID-19, Pemerintah Bersiap Hadapi Karhutla di Sumsel

2. Titik api terbanyak sepanjang 2020 berada di OKI

Apel penanganan karhutla di Sumsel. (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Jika pada 2019 Satgas Sumsel mengandalkan tiga satelit (Aqua, Landsat-8, dan NOAA), maka pada antisipasi Karhutla 2020 satgas mengandalkan lima satelit. Yakni Aqua, Landsat-8, NOAA, SNPP dan Terra.

"Banyaknya satelit akan mempertajam akurasi titik api, sehingga lebih cepat diverifikasi pos pemadam setempat dan segera dipadamkan," kata Ansori menambahkan.

Sejak Januari hingga April 2020, kelima satelit itu telah mendapatkan citra 1.113 titik api di Sumsel. Mayoritas titik api itu berada di Kabupaten OKI. Dinas Kehutanan Sumsel mencatat, 428.356 hektare hutan dan lahan hangus terbakar selama rentang Januari-November 2019, sebanyak 233.546 hektare atau 54,52 persen di antaranya terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Pemprov Sumsel sendiri telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp37 miliar sebagai antisipasi kebakaran hutan dan lahan selama 2020.

3. Prediksi kemarau di Juni 2020

Karhutla yang terjadi di wilayah Sumsel tahun 2019 (IDN Times/Istimewa)

Kasi Data dan Informasi dari Stasiun Klimatologi Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo mengatakan, musim kemarau 2020 di Sumsel yang diprediksi terjadi pada Mei kini mundur ke periode Juni.

"Prakiraan awal musim kemarau wilayah Sumsel secara umum mundur, pada Juni dasarian I - Juni dasarian III," kata Nandang.

BMKG juga memprediksi musim kemarau di wilayah Sumsel pada 2020 akan lebih basah dibanding 2019, berdasarkan permodelan sifat hujan yang telah dianalisis. Yakni musim kemarau tahun ini akan lebih banyak hujan.

Baca Juga: Kelangkaan Makser N95 Bisa Terulang di Masa Rentan Karhutla

Berita Terkini Lainnya