Tarif Dokter Spesialis di Sumbar Naik 14,86 Persen

- Tarif dokter spesialis menjadi penyumbang inflasi sebesar 0,03 persen di Sumatra Barat pada November 2024.
- Komoditas tomat, harga daging ayam, dan minyak goreng menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan masing-masing kontribusi sebesar 0.08 persen, 0.06 persen, dan 0.04 persen.
- Kentang, cabai rawit, dan cabai merah mengalami penurunan harga sehingga menghambat pergerakan inflasi di Sumatra Barat.
Padang, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat mencatat, tarif dokter spesialis menjadi penyumbang inflasi di Ranah Minang pada November 2024. Diketahui, inflasi di Sumatra Barat tercatat sebesar 0,27 persen.
Kepala BPS Sumatra Barat, Sugeng Arianto dalam konferensi pers pada Rabu (3/12/1014) mengungkapkan ada beberapa komoditas yang dominan dalam peningkatan inflasi tersebut.
"Ada 10 komoditas yang mendorong terjadinya inflasi pada November 2024 ini," katanya.
1. Tomat jadi pendorong inflasi terbesar

Sugeng mengungkapkan, komoditas pertama yang tercatat sebagai pendorong inflasi di Sumatra Barat adalah kenaikan harga tomat." Pertama komoditas tomat yang mengalami perubahan harga sebesar 88,40 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0.08 persen," katanya.
Selain itu, menurut Sugeng komoditas penyumbang inflasi selanjutnya di Sumatra Barat adalah harga daging ayam yang mengalami perubahan harga sebesar 5,39 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,06 persen.
"Selain itu ada juga harga minyak goreng yang mengalami perubahan sebesar 3,21 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen," katanya.
2. Tarif dokter spesialis mengalami peningkatan

Selain komoditas makanan, komoditas jasa juga menjadi penyumbang inflasi di Sumatra Barat pada November 2024 ini.
Salah satu komoditas jasa yang mengalami peningkatan harga pada November 2024 adalah tarif dokter spesialis." Tarif dokter spesialis mengalami perubahan harga sebesar 14,86 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen," katanya.
3. Komoditas penghambat inflasi

Selain komoditas yang mendorong inflasi, BPS juga mencatat adanya beberapa komoditas yang menghambat pergerakan inflasi." Terbesar itu adalah kentang yang mengalami perubahan harga minus 10,7 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar minus 0,06 persen," katanya.
Selain itu, harga cabai rawit tercatat juga menjadi penghambat laju inflasi di Sumatra Barat. Tercatat perubahan harga cabai rawit sebesar minus 16.60 persen dengan andil sebesar minus 0,03 persen terhadap inflasi." Selain itu juga ada cabai merah yang juga mengalami perubahan harga sebesar minus 1,73 persen dengan andil minus 0,02 persen terhadap inflasi," katanya.