Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sandiaga Uno Dorong Pemda Lakukan Ini Atasi Tiket Pesawat Mahal

Menteri Pariwisata Sandiaga Salahudin Uno (Dok: istimewa)
Menteri Pariwisata Sandiaga Salahudin Uno (Dok: istimewa)
Intinya sih...
  • Menteri Sandiaga Uno akui harga tiket pesawat mahal jadi tantangan utama pariwisata Indonesia.
  • Kolaborasi dengan maskapai penerbangan, Kemenhub, dan BUMN diharapkan bisa meningkatkan jumlah penerbangan dan ketersediaan kursi.
  • Jumlah pesawat alami defisit 300 unit setiap harinya, membuat harga tiket cukup mahal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Akomodasi penerbangan menjadi magnet untuk meningkatkan kunjungan pariwisata Indonesia. Hal ini diakui oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salaudin Uno saat datang ke Poltekpar Palembang.

Sandiaga menilai harga tiket pesawat yang mahal masih menjadi tantangan bagi Kemenparekraf untuk menyerap wisatawan nusantara. Menurutnya harga tiket yang mahal tidak menjangkau kemampuan seluruh warga.

"Tantangan terberat pariwisata Indonesia 2024 masih soal harga tiket yang mahal.  Tantangan terberat juga untuk wisatawan tentunya membagi biaya hidup, biaya heeling. Ke depan mudah-mudahan ada solusi (Tiket)," ungkap Sandiaga, Sabtu (30/12/2023).

1. Kemenparekraf akan berolaborasi dengan BUMN dan Kemenhub

Sejumlah pesawat dari berbagai maskapai parkir di Apron Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat, 7 Mei 2021. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Sejumlah pesawat dari berbagai maskapai parkir di Apron Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat, 7 Mei 2021. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Menurut Sandiaga, pihaknya akan bekerja sama tak hanya dengan maskapai penerbangan untuk meningkatkan pariwisata, tetapi melibatkan Kemenhub serta BUMN. Kolaborasi ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah penerbangan dan ketersedian kursi sehingga harga tiket lebih terjangkau.

"Tiket ini tinggi karena jumlah pesawat kurang. Kurangnya ini bisa dilihat dari ketersediaan kursi dan jumlah penerbangan. Hal ini akan kita perbaiki di 2024," jelas dia.

2. Sudah ada payung hukum kerja sama Pemda dan maskapai

ilustrasi pesawat Indonesia (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)
ilustrasi pesawat Indonesia (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)

Untuk harga tiket ini sendiri bisa menggunakan skema subsidi, di mana maskapai penerbangan dan pemda dapat bekerja sama menarik wisatawan datang ke wilayahnya. Menurutnya cara itu efektif dan sudah dilakukan dibeberapa daerah di Indonesia.

"Sumsel silahkan diajukan oleh pemda, sudah ada payung hukumnya yang mengatur kerja sama itu," jelas dia.

3. Jumlah penerbangan saat ini alami defisit

Menteri Pariwisata Sandiaga Salahudin Uno (Dok: istimewa)
Menteri Pariwisata Sandiaga Salahudin Uno (Dok: istimewa)

Sebelum pandemik COVID-19 melanda Indonesia, jumlah pesawat yang beroperasi di Tanah Air jauh lebih banyak dibanding hari ini. Saat itu, jumlah pesawat bisa mencapai sekitar 700 unit.

"Sedangkan saat ini yang beroperasi di Indonesia ada 400 unit setiap harinya. Defisit 300 ini yang membuat harga tiket cukup mahal," tutup dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deryardli Tiarhendi
Rangga Erfizal
Deryardli Tiarhendi
EditorDeryardli Tiarhendi
Follow Us