Ridwan Kamil Guyon Soal Sunda Empire; Bertahan dan Bentengi Diri

03 Jun 2021, 14:54 WIB

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mendamping Gubernur Sumsel Herman Deru (IDN Times/Rangga Erfizal

Palembang, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengungkapkan jika dirinya sedang pusing memikirkan dampak Sunda Empire yang menjadi perbincangan masyarakat. Menurutnya, klaim Sekretaris Jenderal (Sekjen) Rangga Sasana, sebutan pemimpin Sunda Empire, menimbulkan guyonan di semua lini.

"Saya saat ini tengah bertahan dari serangan Sunda Empire, dan membentengi diri," guyon Ridwan Kamil saat menghadiri Rakernas Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) di Palembang, Kamis (3/6/2021).

1. Ridwan Kamil baru tahu sejarah Banten dari Lord Rangga

Ridwan Kamil mengunjungi Sungai Musi (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ridwan menjelaskan, dirinya baru tahu jika klaim Amerika Serikat dimerdekakan Banten di bawah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam klaim tersebut dikatakan, United State (US) berasal dari kata Uncle Sam yang artinya Paman Sultan Abdul Mufakir (SAM). Sosok itulah yang dianggap memerdekakan wilayah itu.

"Saya justru baru tahu kalau Banten memerdekakan Amerika Serikat," ujar dia.

2. Ada kemiripan geografis tanah Sunda Land

Gubernur Jabar Ridwan Kamil meninjau Pasar Cinde (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ridwan bercerita, Sunda merupakan satu kesatuan entitas. Secara geografis, asal kata Sunda berasal dari kata Sunda Land. Kesatuan geografis itu membentang dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga menyambung dengan daratan Vietnam.

Proses geologi selama jutaan tahun akhirnya memisahkan antara daratan Asia dan membentuk kepulauan baru.

"Makanya ada kemiripan identitas antara masyarakat di tiga pulau. Bahkan ada prediksi soal Atlantis ada di lautan antara tiga pulau, hanya saja itu masih prediksi," ujar dia.

3. Indonesia harus berwarna dengan perbedaan

Ridwan Kamil bersama Herman Deru (IDN Times/Rangga Erfizal)

Dalam kunjungannya ke Sumsel, Ridwan Kamil juga mengapresiasi langkah Pemda yang membentengi wilayahnya dengan Peraturan Daerah (Perda) soal kearifan lokal. Menurut Ridwan, hal itu persis yang dilakukannya di Jabar.

"Identitas lokal justru akan tetap menjadikan Indonesia lebih berwarna, meski memiliki perbedaan," tutup dia.