Praktisi Dokter Hewan Sumsel Beber Dampak Positif Sterilisasi Kucing

- Sterilisasi kucing mampu mengontrol populasi dan mencegah peningkatan kucing liar serta kucing tanpa pemilik.
- Sterilisasi dapat mencegah perkelahian antar kucing jantan dan menekan penyakit pada hewan, seperti tumor atau kangker.
- Proses sterilisasi memiliki dampak positif terhadap perawatan kucing yang lebih hemat bagi pemiliknya namun berpotensi membuat kucing mengalami obesitas.
Palembang, IDN Times - Kucing menjadi salah satu hewan dengan tingkat reproduksi tinggi sehingga mampu menciptakan populasi yang tidak terkendali. Untuk mencegah hal itu, upaya sterilisasi pada kucing menjadi tindakan medis yang bisa dilakukan untuk mengontrol populasi yang ada.
Proses sterilisasi dinilai berdampak positif untuk manusia dan hewan. Pada manusia dampak sebaran penyebaran penyakit dari hewan dapat berkurang. Selain itu, sterilisasi dianggap mampu meningkatkan kesejahteraan hewan.
"Sterilisasi pada kucing memiliki banyak dampak positif. Hal ini juga penting untuk mencegah peningkatan kucing liar serta kucing tanpa pemilik atau kucing yang diabaikan," ungkap Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel, Jafrizal, Senin (21/10/2024).
1. Sebaran penyakit dari kucing ke manusia dapat terjadi karena ledakan populasi

Jafrizal menerangkan, steriilisasi dapat mencegah perkelahian antar kucing jantan secara naluriah dilakukan ketika musim kawin tiba. Kucing jantan akan mengejar kucing betina dimana, kucing jantan dari berbagai penjuru akan mendatangi kucing betina.
Selain itu juga kucing dapat kawin sebanyak tiga sampai empat kali dalam setahun. Hal ini bisa berdampak pada ledakan populasi sehingga populasi yang ada menjadi tidak terkendali.
Dari perkawinan, perkelahian, hingga ledakan populasi kucing juga dapat berdampak pada tersebarnya penyakit antar hewan maupun penyakit dari hewan ke manusia lantaran kucing dapat berperan sebagai vektor penyakit.
Beberapa penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia disebut dengan zoonosis. Salah satu contohnya adalah toxoplasmosis, scabies, leptospirosis, rabies dan lain-lain.
2. Kucing betina berisiko alami stres

Jafrizal menjelaskan, kucing dapat menderita stres akibat perkawinan dan proses mengandung yang terjadi. Hal itu bisa berdampak buruk dengan kondisi kesehatan hewan yang dapat berujung pada kematian.
Hal buruk lainnya, kucing betina juga memiliki risiko tumor, kangker mammae, ovarium dan uterus akibat proses reproduksi yang terjadi. Sedangkan kucing jantan berisiko mengalami kangker testis.
Untuk itu, proses sterilisasi pada kucing dinilai mampu menekan penyakit pada hewan. Tumor atau kangker yang terjadi pada kucing jarang menghasilkan kesembuhan meski sudah dilakukan upaya tindakan medis. Dengan sterilisasi, menunjukan tidak ada konsekuensi kesehatan yang merugikan bagi kucing.
3. Perilaku kucing akan lebih baik setelah sterilisasi

Selain itu, proses sterilisasi memiliki dampak positif dimana perawatan kucing akan lebih hemat bagi pemilik kucing. Sterilisasi kucing jantan umumnya akan mengubah perilaku dan membuat mereka menjadi hewan peliharaan yang lebih baik.
4. Dampak negatif mungkin terjadi setelah sterilisasi

Meski ada dampak positif sterilisasi, pemilik kucing atau masyarakat juga harus melihat dampak negatif yang akan ditimbulkan. Meski tidak banyak dampak negatifnya, sterilisasi menyebabkan potensi kucing berkembang biak akan menurun.
Sedangkan kerugian lainnya, kucing berpotensi mengalami obesitas. Obesitas tersebut secara langsung berhubungan dengan pola makan yang ada.
"Jadi kucing yang sudah disterilisasi, kebutuhan nutrisinya harus dikurangi atau diatur sesuai kebutuhan fisiologis tubuhnya. Jika pola makan tidak diatur maka akan memicu obesitas," jelas Jafrizal.