Kasus Penamparan Siswa Oleh Kepala Sekolah Berakhir Damai

Palembang, IDN Times - Dinas Pendidikan Sumatra Selatan (Disdik Sumsel) menurunkan Pengawas Wilayah Ogan Ilir (OI) untuk mediasi kasus Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pumulutan Selatan yang menampar para muridnya. Pengawas wilayah memanggil wali murid dan kepala sekolah, dan mengajak mereka membahas kasus tersebut.
"Setelah duduk bersama sudah didapatkan hasil damai. Wali kelas, wali murid, dan guru telah saling memaafkan," ungkap Pengawas Wilayah OI, Candra Dewi, Selasa (20/9/2022).
1. Kejadian serupa diharap tidak terulang

Menurut Dewi, kasus ini akan menjadi pelajaran dan introspeksi semua pihak agar tak menyelesaikan permasalahan dengan emosi. Dirinya berharap kasus kekerasan tak lagi terjadi di dunia pendidikan.
"Ini jadi bahan introspeksi bagi guru khususnya di SMAN 1 Pemulutan Selatan," kata dia.
2. Pengakuan siswa korban tamparan kepala sekolah

Sebelumnya video seorang Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan OI yang menampar para siswi viral di media sosial. Video pendek berdurasi enam detik tersebut memperlihatkan Kepala Sekolah menampar wajah para siswa di pinggir lapangan.
Terkait penamparan itu, 32 orang dikumpulkan di pinggir lapangan. Mereka diminta berjongkok dan ditampar satu per satu. Kasus ini bermula dari laporan siswa yang merokok di dalam kelas. Namun saat sang guru mengonfirmasi hal tersebut, tak ada satu pun siswa yang berani mengungkapkan siswa perokok tersebut.
"Kalau saya benar-benar tidak tahu siapa yang merokok. Tapi kami satu kelas kena hukuman semua. Saya keberatan karena tidak tahu apa-apa," ungkap seorang siswa, Jumat (16/9/2022) lalu.
3. Alasan kepala sekolah tampar murid

Kepala sekolah SMA Negeri 1 Pemulutan Selatan OI, Masnawati, tak membantah dirinya di dalam video. Menurutnya, hukuman itu dilakukan untuk memberi pelajaran kepada para siswa dengan tujuan mendidik.
"Saya mendapatkan laporan dari seorang guru karena ada yang makan di kelas, sampahnya berantakan. Ada yang merokok, kemudian menendang meja saat jam pelajaran," beber dia
Mendapati laporan itu, Masnawati sudah sempat bertanya kepada siswanya. Akan tetapi, tidak ada satu pun siswa di kelas itu yang mengaku telah melakukan perbuatan tersebut.
"Begitu ditanya siapa yang menendang meja, mereka malah menyebut perkataan awas ada mata-mata yang ditujukan kepada guru mereka," ujar dia.