Detik-detik Banjir Agam di Mata Rilla: Selintas Mati, Kini Saya Hidup Kedua Kali
- Rilla Sitati (34) selamat dari banjir bandang di Agam, meski mengalami luka-luka di wajah, telinga, dan bagian tubuh lainnya.
- Rilla berhasil menyelamatkan diri dan anaknya dengan berpegangan pada kayu besar yang hanyut terbawa air setelah terseret puluhan meter oleh air bah.
- Meski selamat, Rilla tetap bersedih karena ibunya tidak selamat dalam bencana tersebut dan jasadnya ditemukan dekat jembatan 500 meter dari rumah.
Agam, IDN Times - Rilla Sitati (34) tengah berada di rumah saudaranya yang dijadikan tempat pengungsian setelah kampung halamannya di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam dihantam banjir bandang pada Kamis (27/11/2025) lalu.
Perempuan yang berprofesi sebagai guru ini ikut menjadi korban dalam bencana dahsyat yang melanda daerah itu, bahkan sempat terseret air puluhan meter.
"Ini adalah kehidupan kedua saya. Karena saat itu saya sudah ikhlas jika saya mati dalam bencana yang terjadi kemarin itu," katanya saat diwawancarai IDN Times, Kamis (4/12/2025).
Berjuang hidup dan selamatkan anak
Rilla masih mengingat jelas apa yang dialaminya pada pekan lalu saat air bah menghantam dua nagari yang ada di Kecamatan Palembayan tersebut. Saat itu, dirinya hendak menghadiri rapat di lokasi tahfidz untuk membahas beberapa hal dengan guru lainnya. Dirinya pun membawa anaknya yang berusia lima tahun dalam kesempatan tersebut.
Di tengah jalannya rapat, ia dan rekan-rekannya mendengar teriakan soal air besar yang sedang menuju tempat tersebut. Sejurus kemudian, Rilla mencoba lari keluar dari bangunan yang saat ini sudah luluh lantak.
"Saat saya lari, air langsung datang menghantam saya. Saya langsung memeluk anak saya. Kami sempat berjarak dan saya kembali memeluk anak saya," katanya.
Ketika itu, hal yang terlintas di benak Rilla hanya kematian dan ia sempat kehilangan kesadaran beberapa saat. Ketika terbangun, Rilla mengaku terkejut mendapati dirinya masih hidup.
"Anak saya mengatakan kalau dia yang menyelamatkan saya dan saya langsung memeluknya erat. Akhirnya kami tersangkut di sebuah kayu besar yang hanyut terbawa air," katanya.
Setelah mendapatkan sebuah pijakan, Rilla memasukkan sang anak ke dalam bajunya agar tidak kedinginan dan ia mencoba mencari jalan untuk bisa selamat. Awalnya, Rilla mencoba menaiki sebuah pohon sawit yang lebih tinggi agar bisa menggapai atap rumah warga berwarna merah yang masih berdiri cukup kokoh.
"Saat itu anak saya sempat terjatuh dan saya berupaya menggapainya kembali. Alhamdulillah anak saya masih bisa saya gapai ketika itu," lanjutnya.
Saat berada di atas atap, Rilla masih sempat menyelamatkan seorang remaja perempuan berusia belasan tahun yang ikut bersamanya berada di atas atap rumah tersebut.
"Kami bertiga berada di atap itu sampai sekitar pukul 22.30 WIB. Hingga akhirnya salah satu ekskavator yang diturunkan oleh seorang anggota DPRD di sini menjemput kami," katanya.
Alami luka-luka

Setelah berhasil mencapai daratan yang aman, Rilla dan anaknya langsung dibawa ke Puskesmas Pembantu (Pustu) untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
"Saya luka di bagian wajah, telinga, dan beberapa lainnya. Anak saya bagian wajahnya juga mengalami luka-luka setelah kami dihantam air besar saat itu," katanya.
Rilla mengatakan, hingga saat ini pendengarannya kurang baik karena cedera yang dialaminya di bagian dalam telinganya kala berjuang berhadapan dengan maut.
"Yang bagian kiri ini saat ini infeksi, nanti masih perlu pemeriksaan lebih lanjut. Mudah-mudahan nanti setelah kontrol bisa normal kembali," katanya.
"Ibu saya meninggal dunia"
Meski selamat dari banjir bandang itu, Rilla tetap bersedih saat ia mendengar kabar sang ibu tidak selamat dan jasadnya ditemukan di dekat jembatan yang berjarak kurang lebih 500 meter dari rumah sang ibu.
"Ibu saya tidak selamat karena saat itu kabarnya beliau sedang menunggu waktu berbuka puasa dan tidak sempat menyelamatkan diri," katanya.
Setelah menerima jasad sang ibu, Rilla dan anggota keluarga lainnya langsung memakamkannya di pemakaman keluarga yang berjarak cukup jauh dari rumahnya.


















