Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ahli Epidemiologi Minta Belajar Tatap Muka Setelah 70 Persen Vaksinasi

dr. Iche Andriyani Liberty, M.Kes, Ahli Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Palembang, IDN Times - Rencana belajar tatap muka di Palembang pada April mendatang mendapat respon Ahli Epidemiologi Sumatra Selatan (Sumsel) dari Universitas Sriwijaya atau Unsri. Menurut Dr Iche Andriyani Liberty, sekolah bisa dilakukan apabila realisasi vaksinasi COVID-19 sudah lebih dari 50 persen.

"Vaksinasi belum menyentuh 50 persen. Padahal minimal setelah 50 hingga 70 persen cakupan vaksinasi selesai, baru sekolah tatap muka dapat dibuka kembali," ujarnya kepada IDN Times, Kamis (25/3/2021).

1. Sekolah wajib perhatikan mekanisme pembelajaran di kelas

Ilustrasi sekolah tatap muka (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Sebelum mempersiapkan sekolah tatap muka, sebaiknya Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dapat mengkaji dan mengukur parameter tiap sekolah mempersiapkan penerapan protokol kesehatan (prokes).

"Selain protokol kesehatan, hal lain yang harus diperhatikan adalah pengaturan mekanisme kapasitas dalam pembelajaran di kelas, bagaimana seharusnya yang diberlakukan," kata dia.

2. Anjurkan orangtua dan siswa lakukan vaksinasi COVID-19

Ilustrasi pengenalan lingkungan sekolah di salah satu sekolah negeri Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Iche menerangkan, tidak saja memprioritaskan para guru di Palembang untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Langkah lanjutan adalah menyegerakan orangtua ataupun siswa untuk ikut vaksinasi.

"Meskipun memang vaksin berkontribusi menekan penularan, harusnya dipertimbangkan sesuai cakupannya juga. Baiknya orangtua dan murid-murid pun diperhatikan, karena mereka masuk kelompok masyarakat umum," terangnya.

3. Cek kapasitas siswa yang hadir ke sekolah

Ilustrasi anak sekolah (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Ia menyampaikan, mekanisme pembelajaran yang mesti diperhatikan oleh pemerintah adalah penyiapan sanksi bagi siswa yang melanggar protokol kesehatan.

"Kemudian cek benar-benar kapasitas siswa yang hadir, minimal 50:50, atau bisa dikombinasikan antara daring dan luring di awal-awalnya," jelas dia.

4. Guru dan siswa harus mendapatkan assessment atau penilaian kondisi kesehatan

ilustrasi siswa SD mengenakan masker (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Kemudian untuk waktu belajar, Iche meminta agar belajar di sekolah tidak perlu dilakukan secara penuh. Ia meminta pembatasan waktu istirahat dan mempersingkat jam pulang. Selain itu, perhatikan perbandingan antara sarana dan prasarana yang tersedia.

"Guru maupun siswa harus ada assessment atau penilaian setiap hari terkait kondisi kesehatan. Harus ada petugas khusus dari sekolah untuk mengawasi hal ini, bisa juga berkomunikasi dengan puskesmas setempat," tandas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Feny Maulia Agustin
EditorFeny Maulia Agustin
Follow Us